Sunday, January 17, 2016

The Broken Jug: Gerakan Hizmet dan Tuduhan Menyusup ke Pemerintahan

Share it Please



This text is the translation of “Hizmet Hareketi ve Devlete Sızma İddiaları.”
Teks ini terjemahan dari "The Hizmet Movement and Claims of Infiltrating the State"
Khotbah minggu ke tiga bulan Januari 2016


Pertanyaan: Ada pernyataan bahwa Gerakan Hizmet telah menyusup dan berusaha merebut pemerintahan di Turki. Meskipun para relawan Hizmet tahu tuduhan ini hanyalah fitnah, kenyataannya tuduhan ini telah menyebabkan kebingungan di benak sebagian orang.

 
Jawaban: Pertama, jika anda bertanya kepada orang: "Apakah anda lebih memilih guru, manajer, dokter, insinyur, hakim, jaksa, menteri dan perdana menteri yang bekerja dengan professional; yang tidak mencuri, tidak korup, berperilaku hormat terhadap warga, dan memenuhi tugas mereka dengan benar dan memperoleh posisi mereka melalui cara-cara yang adil dan jujur? Atau, apakah anda lebih menyukai para PNS yang mengabaikan tugasnya, menyepelekan hak-hak, yang tidak memenuhi syarat kelayakan atas pekerjaanya dan tidak menghormati warga? Saya membayangkan semua orang akan lebih memilih opsi pertama. Sebagaimana ribuan akademisi, pemikir, sosiolog, wartawan dan pendidik dari berbagai kalangan telah nyatakan, Gerakan Hizmet mengangkat individu dengan atribut pertama diatas tersebut. Oleh karena itu, jika sekolah-sekolah ini, yang didukung dan dihargai oleh orang-orang Anatolia, menghasilkan individu terdidik yang memperlihatkan kualitas-kualitas luhur, dan bila orang-orang tersebut membuktikan dirinya di instansi tempat mereka bekerja melalui sifat-sifat terpuji mereka sendiri, bagaimanakah hal ini layak dinilai? Adakah upaya untuk menggulingkan dan merebut pemerintahan, atau apakah mereka melayani dan mengabdi kepada masyarakat, negara dan bangsa?
 
Kedua, tidak ada seorang pun yang berhak memonopoli seruan orang terhadap pengetahuan, moralitas, spiritualitas dan religiusitas asli, dan dalam hal ini untuk melayani orang lain. Bagi orang-orang yang menganggap dirinya "Muslim," tugas ini adalah persyaratan atas nilai-nilai yang mereka percayai. Jika para relawan pendidikan, yang memiliki kasih yang besar bagi negara dan bangsanya, mencoba mengatasi setiap masalah dilapisan masyarakat dan orang-orang dari daerah-daerah merespon positif terhadap seruan itu, dapatkah hal itu disebut infiltrasi (penyusupan) dan upaya untuk merebut negara? Atau, apakah hal tersebut semata-mata hanya melayani masyarakat, negara, bangsa dan kemanusiaan?
 
Ketiga, sayangnya sangat perlu untuk menunjukkan bahwa dalam pendirian negara, terdapat kecenderungan ke arah perilaku tertentu yang ilegal dan rusak, seperti penyalahgunaan, suap-menyuap dan pilih kasih. Hal ini dianggap menentang para pegawai negeri (PNS) yang jujur ​​yang mencoba memenuhi tugasnya dan mereka diberi gaji atas usahanya, yang taat hukum dan menahan diri dari penggelapan, korupsi dan suap, dan yang demikianlah yang tidak disukai dan tidak diinginkan di kantor mereka. Ketika beberapa pegawai pemerintahan melaksanakan tugas mereka dengan berlandaskan hukum dan aturan, orang-orang tertentu, yang melihat posisi superior mereka sebagai sarana untuk keuntungan yang ilegal, akan terusik karena hal ini. Jadi apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar ingin melaksanakan pekerjaannya? Haruskah mereka mengemban kewajiban mereka diluar rasa ​​takut akan hal-hal buruk yang dapat membahayakannya? Dengan kata lain, bagaimana bisa memenuhi tugas seseorang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan dalam koridor hukum yang jelas disebut sebagai infiltrasi?
 
Psikologi Rasa bersalah dan Proyeksi
(Catatan tambahan penerjemah: Proyeksi Psikologi (psychological projection) dalam ilmu psikologi ialah mekanisme pertahanan diri seseorang dimana impuls yang menyebabkan kecemasan dikeluarkan dengan cara mengarahkan kecemasan tersebut ke orang lain. Jadi intinya, kecemasan yang dihadapinya dilampiaskan ke orang lain. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan pengalihan. Contoh dari proyeksi misalnya, seorang laki-laki menyukai seorang wanita, ketika ditanya sahabat dari laki-laki ini, laki-laki tersebut mengatakan bahwa wanita itulah yang menyukai dan mengejar-ngejar dia. Dia mencoba memproyeksikan kecemasanya.)

Kita, termasuk diri saya dan para relawan Hizmet, adalah warga negara dari negeri kita. Saya merupakan penduduk asli Anatolia. Janganlah salah paham, ini tidak ada hubungannya dengan rasisme, saya benar-benar menentang mentalitas seperti itu. Di sisi lain, saya sangat mencintai masyarakat saya. Dalam hal ini, jika seseorang berjuang dan terlibat dalam pendirian negara asalnya dan juga mendorong orang lain untuk melakukannya, bagaimana mungkin hal itu bisa dicap sebagai infiltrasi? Infiltrasi adalah suatu tindakan dari seseorang atau kelompok orang yang terlibat dalam urusan haram atau yang menyalahgunakan posisi mereka di pemerintahan demi kepentingan mereka sendiri. Tuduhan ini sesungguhnya merupakan sebuah pembiasan terhadap korupsi yang dilakukan oleh si penuduh itu sendiri.
 
Selama mereka memenuhi syarat, setiap anggota bangsa memiliki hak untuk dipekerjakan di kantor negara dan terlibat dalam pelayanan publik. Tapi, jika orang-orang tertentu telah menduduki posisi penting yang menyangkut nasib negara, bila mereka telah menduduki kelenjar bawah otak dan telah menekan visi negara kemudian mencegah orang dari memandang yang benar, mereka akan menafsirkan perilaku anda dan tindakan dari sebuah perspektif paranoid, membuat keributan tentang infiltrasi dan mencoba membuat orang lain memandang hal tersebut dengan cara yang sama. Dengan suasana hati paranoia ini yang telah mereka ciptakan, mereka begitu terobsesi dengan isu infiltrasi bahwa jika seseorang menyentuh gagang pintu, atau jika bel berdering, mereka mulai berbicara tentang infiltrasi dan mulai cemas.

Sebuah Hak dan Tanggung Jawab
Masyarakat suatu bangsa tidak melakukan penyusupan ke berbagai instansi yang ada di negaranya, dan dinegara mereka, bisa dipekerjakan didalamnya merupakan hak sahnya. Hal tersebut bisa untuk berbagai level birokrat seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum atau Departemen Luar Negeri. Mengapa para generasi negara tersebut tidak dipekerjakan untuk posisi ini? Apakah anda ingin menahan orang-orang Anatolia sebatas sekolah agama saja? Haruskah kita hanya mendorong mereka dalam hal ini dan mengatakan, "Pergilah hanya ke sekolah menengah kejuruan untuk pelatihan menjadi imam?" Tidak! Seperti yang saya katakan kemarin dan hari sebelumnya, disini saya akan mengatakan lagi dihari ini, dan jika Tuhan mengizinkan saya hidup lebih panjang, saya akan mengatakannya besok juga lusa: orang-orang Anatolia, warga Turki, memiliki hak untuk dipekerjakan di setiap kantor di Turki dan mereka dapat menggunakan hak ini. Mencegah orang menggunakan haknya jelas sebuah kesalahan. Namun, izinkan saya menyatakan dengan jelas bahwa menindas rakyat Anatolia dengan menutup pintu-pintu instansi mereka sendiri di negerinya sendiri akan bergema didalam hati nurani rakyat dengan sedemikian rupa yang suatu hari mereka akan pulang ke kandangnya untuk bertengger.
 
Seperti yang dungkapkan oleh seorang penyair: "Jika para penindas mengandalkan kepada kekuatan, kaum tertindas hanya mengandalkan Tuhan; Mereka mungkin menyiksa orang-orang dihari ini; namun nanti akan tiba hari pembalasan."
 
Dan dalam kaitannya dengan ini, jika saya bisa, saya akan berteriak hingga mereka yang tinggal di sudut terpencil Anatolia bisa mendengarnya: Biarkan anak-anakmu belajar agama, ilmu politik, kedokteran, dan teknik ... izinkan mereka masuk akademi kepolisian, sekolah hukum dan sekolah militer! Ini adalah negaramu dan oleh karena itu, menegakkan instansi yang menjaga negara ini berdiri ialah hak dan tanggung jawab kalian.” 

Orang Lain selain Dirinya Tetaplah Orang Lain
Fakta menyatakan bahwa beberapa orang tidak berusaha mengabdi kepada bangsanya melainkan hanyalah untuk mempertahankan posisi mereka, dan mereka mendapatkan keuntungan dari negara yang saat ini kacau dan tanpa peraturan pemerintahan. Mereka ingin kondisi seperti ini berlanjut; mereka ingin menipu rakyat sehingga realita yang sebenarnya tidak terkuak. Karena mereka tidak ingin memberikan posisi yang menguntungkan mereka didalam birokrat, mereka berusaha menurunkan jabatannya kepada anak-anak mereka, dan bahkan untuk cucu mereka. Mereka begitu takut terhadap langkah-langkah yang diambil menuju negara yang berdemokrasi dan berhukum. Untuk mencegah hal ini mereka membuat tuduhan yang tak berdasar terhadap orang lain. Beberapa kalangan yang membuat aliansi yang berbeda di masa lalu melihat kemajuan bangsa sebagai keruntuhannya dan melihat orang-orang yang berdedikasi sebagai sebuah bahaya bagi masa depan mereka sendiri. Mereka menciptakan klaim palsu atas kecemasannya akan kehilangan keuntungan pribadi mereka. Mereka begitu takut dipanggil untuk mempertanggungjawabkan penyalahgunaan, pencurian dan penyuapan yang dilakukannya saat menduduki posisi mereka. Mereka ingin melanjutkan gaya hidup yang berlebihannya dengan memanfaatkan keuangan negara dan rakyat, dan mereka merasa terganggu oleh orang-orang yang tidak menyukainya, menganggap mereka sebagai penghambat jalan hidup nyaman mereka. Kemudian, dengan naluri iblis mereka yang menyamar sebagai suatu ide, mereka membuat keributan dan berteriak: "Ada kudeta; mereka ada di mana-mana! Mereka telah menyusup di mana-mana!" Ketika mereka terus mengulangi kata-kata tersebut, dari waktu ke waktu mereka menjadi lebih paranoid dan dipengaruhi oleh gangguan dimana mereka melihat orang lain sebagai "musuh" dan "orang lain."

Di sisi lain, perlu dicatat bahwa tuduhan tersebut merupakan komponen dari perang psikis. Beberapa orang memanfaatkan fitnah menjadi 'hal yang kejam' atau 'seseorang yang jahat' terhadap negarawan sebagai senjata untuk mengancam, memerasan dan menghalangi mereka. Mereka menuduh orang-orang yang bekerja dengan baik untuk negara dan bangsa; mereka mengintimidasi lalu mencekalnya. Dengan dalih seperti itu, mereka berusaha membuat rintangan penuh terhadap anak-anak negeri ini.
 
Bagaimanakah Selayaknya Anda Menilai Orang Lain? Nilailah Selayaknya Anda Menilai Diri Anda Sendiri!
Ada golongan tertentu yang telah menginjak-injak aturan dan praktek demokrasi; mereka telah menyusup ke dalam urat negara dan memengaruhi orang-orang. Untuk tujuan ini mereka telah menghalalkan segara cara; diam-diam menyusup kedalam posisi tertentu dan mulai mengeksploitasi kekayaan negara. Orang-orang seperti itu selalu melihat sekeliling mereka dari perspektif dunia batin mereka sendiri: Mereka menilai gerakan-gerakan dan bentuk-bentuk yang berbeda dengan membandingkan hal ini dengan urusannya. Akibatnya, mereka memproyeksikan transaksi kotor mereka sendiri kepada orang lain. Karena mereka benar-benar melakukan "penyusupan," mereka membuat tuduhan ini untuk anggota bangsa yang telah sepatutnya mencapai posisi di birokrasi.
 
Perhatikan bahwa jika seorang pencuri profesional melewati sebuah toko, dia akan membayangkan cara untuk membuka jendela, cara dia masuk, dan cara untuk mencuri barang-barang berharga dengan cepat tanpa tertangkap. Artinya, bahkan ketika lewat, ia menyibukkan pikirannya dengan merencanakan cara yang memungkinkan untuk melakukan pencurian. Sementara itu, setelah pemilik toko mengunci tokonya, ia bisa saja kembali dan memikirkan ulang apakah ia telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan terhadap kemungkinan pencurian terhadap tokonya, apakah kunci tersebut cukup aman atau sejenisnya. Tanpa mengetahui tentang siapa orang ini namun, pencuri tersebut melihat seseorang (pemilik took) mengincar toko tersebut, lalu membandingkan pemilik toko dengan dirinya, dan berpikir: "! Disini ada pencuri yang lain"
 
Dengan analogi ini kita dapat mengatakan bahwa jika orang-orang tertentu telah mengambil alih kendali bangsa seperti gengster, menyusup birokrat dan membagi-bagi posisi untuknya, mereka secara alami akan membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang berusaha menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Namun jiwa-jiwa setia bertindak dengan pikiran yang tidak bersalah. Begitu banyaknya sehingga mereka bahkan tidak bermimpi tentang keinginan duniawi seperti dipromosikan ke posisi tertentu, memiliki gelar tertentu, atau berkuasa. Hal ini dimungkinkan bagi seseorang untuk melihat dalam mimpi sesuatu yang ia tidak suka dan ingin menjauhkan diri. Namun, jiwa-jiwa yang mulia tersebut begitu jauh dari keinginan hal duniawi, meskipun beberapa mimpi mencerminkan alam bawah sadarnya, karena mereka tidak memiliki pertimbangan seperti itu bahkan di bawah sadar mereka, jenis-jenis pikiran seperti itu bahkan tidak dapat ditemukan di dalam mimpi mereka. Di sisi lain, sebagaimana orang-orang tertentu selalu hidup dengan impian tersebut, mereka menilai dan menafsirkan tindakan orang-orang yang tidak bersalah dalam hal kerangka referensi mereka sendiri, dan akibatnya mencoba memblokir jalan mereka dengan menggunakan fitnah dan pencemaran nama baik yang variatif.


No comments:

Post a Comment

Social Share Icons

Blogroll

About