This text is the translation of
“Hizmet Hareketi ve Devlete Sızma İddiaları.”
Teks ini terjemahan dari "The Hizmet Movement and Claims of Infiltrating the State"
Khotbah minggu ke tiga bulan Januari 2016
Pertanyaan: Ada pernyataan bahwa Gerakan
Hizmet telah menyusup dan berusaha merebut
pemerintahan di Turki. Meskipun
para relawan Hizmet tahu tuduhan ini hanyalah fitnah, kenyataannya tuduhan ini telah menyebabkan
kebingungan di benak sebagian orang.
Jawaban: Pertama, jika anda bertanya kepada orang:
"Apakah anda
lebih memilih
guru, manajer, dokter, insinyur, hakim, jaksa, menteri dan perdana menteri yang
bekerja dengan professional;
yang tidak mencuri, tidak korup, berperilaku hormat terhadap warga, dan memenuhi
tugas mereka dengan benar dan memperoleh
posisi mereka melalui cara-cara yang adil dan jujur? Atau, apakah anda lebih menyukai para PNS yang
mengabaikan tugasnya, menyepelekan hak-hak,
yang tidak memenuhi syarat kelayakan
atas pekerjaanya dan
tidak menghormati warga? Saya membayangkan semua orang akan lebih memilih opsi
pertama. Sebagaimana
ribuan akademisi, pemikir, sosiolog, wartawan dan pendidik dari berbagai
kalangan telah nyatakan, Gerakan Hizmet mengangkat individu dengan atribut pertama diatas tersebut.
Oleh karena itu, jika sekolah-sekolah ini, yang didukung dan dihargai oleh
orang-orang Anatolia, menghasilkan individu terdidik yang memperlihatkan kualitas-kualitas luhur, dan bila orang-orang
tersebut membuktikan
dirinya di instansi tempat mereka bekerja melalui sifat-sifat terpuji
mereka sendiri, bagaimanakah
hal ini layak dinilai? Adakah upaya untuk
menggulingkan dan
merebut pemerintahan,
atau apakah mereka
melayani dan mengabdi
kepada masyarakat, negara dan bangsa?
Kedua, tidak
ada seorang pun yang
berhak memonopoli
seruan orang terhadap
pengetahuan, moralitas, spiritualitas dan religiusitas asli, dan dalam hal ini untuk
melayani orang lain. Bagi orang-orang yang menganggap dirinya
"Muslim," tugas ini adalah persyaratan atas nilai-nilai yang mereka percayai. Jika para relawan
pendidikan, yang memiliki kasih yang besar bagi negara dan bangsanya, mencoba mengatasi
setiap masalah dilapisan
masyarakat dan orang-orang dari daerah-daerah merespon positif terhadap seruan itu, dapatkah hal itu disebut
infiltrasi
(penyusupan) dan upaya untuk merebut negara? Atau, apakah hal tersebut semata-mata hanya
melayani masyarakat, negara, bangsa dan kemanusiaan?
Ketiga,
sayangnya sangat
perlu untuk menunjukkan bahwa dalam pendirian negara, terdapat kecenderungan
ke arah perilaku
tertentu yang ilegal dan rusak,
seperti penyalahgunaan, suap-menyuap dan
pilih kasih. Hal ini
dianggap menentang para pegawai negeri (PNS) yang jujur yang
mencoba memenuhi tugasnya dan mereka diberi gaji atas usahanya,
yang taat hukum dan menahan diri dari penggelapan, korupsi dan suap, dan yang demikianlah yang tidak
disukai dan tidak diinginkan di kantor mereka. Ketika beberapa pegawai pemerintahan melaksanakan tugas
mereka dengan
berlandaskan hukum dan aturan, orang-orang tertentu, yang melihat
posisi superior mereka sebagai sarana untuk keuntungan yang ilegal, akan terusik karena hal ini. Jadi
apa yang seharusnya
dilakukan oleh orang-orang
yang benar-benar
ingin melaksanakan pekerjaannya? Haruskah mereka mengemban
kewajiban mereka
diluar rasa takut akan hal-hal buruk yang dapat
membahayakannya?
Dengan kata lain, bagaimana bisa memenuhi
tugas seseorang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan dalam koridor hukum yang jelas disebut sebagai
infiltrasi?
Psikologi Rasa bersalah dan Proyeksi
(Catatan tambahan penerjemah: Proyeksi Psikologi (psychological
projection) dalam ilmu psikologi ialah mekanisme pertahanan diri seseorang
dimana impuls yang menyebabkan kecemasan dikeluarkan dengan cara mengarahkan
kecemasan tersebut ke orang lain. Jadi intinya, kecemasan yang dihadapinya
dilampiaskan ke orang lain. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan pengalihan. Contoh
dari proyeksi misalnya, seorang laki-laki menyukai seorang wanita, ketika
ditanya sahabat dari laki-laki ini, laki-laki tersebut mengatakan bahwa wanita
itulah yang menyukai dan mengejar-ngejar dia. Dia mencoba memproyeksikan
kecemasanya.)
Kita, termasuk diri saya dan para relawan
Hizmet, adalah warga negara dari negeri
kita. Saya merupakan penduduk asli
Anatolia. Janganlah salah paham, ini tidak ada hubungannya dengan rasisme, saya
benar-benar menentang mentalitas seperti itu. Di sisi lain, saya sangat mencintai masyarakat
saya. Dalam hal ini, jika seseorang berjuang dan terlibat dalam
pendirian negara asalnya dan juga mendorong orang lain untuk melakukannya,
bagaimana mungkin hal
itu bisa dicap sebagai infiltrasi?
Infiltrasi adalah
suatu tindakan
dari seseorang atau
kelompok orang yang terlibat dalam urusan haram atau yang
menyalahgunakan posisi mereka
di pemerintahan demi
kepentingan mereka sendiri. Tuduhan ini sesungguhnya merupakan sebuah pembiasan terhadap korupsi yang dilakukan oleh si
penuduh itu
sendiri.
Selama
mereka memenuhi syarat, setiap anggota bangsa memiliki hak untuk dipekerjakan
di kantor negara dan terlibat dalam pelayanan publik. Tapi, jika orang-orang
tertentu telah menduduki
posisi penting yang menyangkut nasib negara, bila mereka telah menduduki
kelenjar bawah otak dan
telah menekan visi negara kemudian
mencegah orang dari memandang yang benar,
mereka akan menafsirkan perilaku
anda dan
tindakan dari sebuah
perspektif paranoid, membuat keributan tentang infiltrasi dan mencoba membuat
orang lain memandang hal
tersebut dengan cara yang sama. Dengan suasana hati paranoia ini yang telah mereka ciptakan,
mereka begitu terobsesi dengan isu infiltrasi bahwa jika seseorang menyentuh
gagang pintu, atau jika bel berdering, mereka mulai berbicara tentang infiltrasi
dan mulai cemas.
Sebuah Hak dan Tanggung Jawab
Masyarakat suatu bangsa tidak
melakukan penyusupan
ke berbagai instansi yang ada di negaranya, dan
dinegara
mereka, bisa
dipekerjakan didalamnya merupakan hak sahnya. Hal tersebut bisa untuk berbagai level
birokrat
seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum atau Departemen Luar
Negeri. Mengapa para
generasi negara
tersebut tidak dipekerjakan untuk
posisi ini? Apakah anda
ingin menahan orang-orang
Anatolia sebatas
sekolah agama
saja? Haruskah kita hanya mendorong mereka dalam hal ini dan
mengatakan, "Pergilah hanya ke sekolah
menengah kejuruan untuk pelatihan menjadi
imam?" Tidak! Seperti yang saya katakan kemarin dan hari sebelumnya, disini saya akan
mengatakan lagi
dihari
ini, dan jika Tuhan mengizinkan
saya hidup lebih panjang,
saya akan mengatakannya
besok juga lusa:
orang-orang Anatolia, warga Turki, memiliki hak untuk dipekerjakan di setiap
kantor di Turki dan mereka dapat
menggunakan hak ini. Mencegah orang menggunakan haknya jelas sebuah kesalahan.
Namun, izinkan saya menyatakan dengan jelas bahwa menindas rakyat Anatolia
dengan menutup pintu-pintu instansi mereka sendiri di negerinya
sendiri akan
bergema didalam
hati nurani rakyat dengan
sedemikian rupa yang
suatu hari mereka akan pulang ke kandangnya untuk bertengger.
Seperti yang dungkapkan oleh
seorang penyair: "Jika
para penindas mengandalkan kepada kekuatan, kaum tertindas hanya mengandalkan Tuhan; Mereka mungkin menyiksa orang-orang dihari ini;
namun nanti akan tiba
hari pembalasan."
Dan dalam
kaitannya dengan ini, jika saya bisa,
saya
akan berteriak hingga
mereka yang
tinggal di sudut terpencil Anatolia bisa mendengarnya: “Biarkan
anak-anakmu
belajar agama, ilmu politik, kedokteran, dan
teknik ... izinkan mereka masuk
akademi kepolisian, sekolah
hukum dan sekolah militer! Ini adalah negaramu dan oleh karena itu, menegakkan instansi yang menjaga negara ini berdiri ialah hak dan
tanggung jawab
kalian.”
Orang Lain selain Dirinya Tetaplah Orang Lain
Fakta menyatakan
bahwa beberapa orang tidak berusaha mengabdi
kepada bangsanya
melainkan hanyalah untuk
mempertahankan posisi mereka, dan mereka mendapatkan keuntungan dari negara yang saat ini
kacau dan tanpa peraturan pemerintahan. Mereka
ingin kondisi seperti
ini berlanjut; mereka ingin
menipu rakyat sehingga
realita yang sebenarnya tidak terkuak. Karena mereka tidak ingin
memberikan posisi
yang menguntungkan mereka didalam birokrat,
mereka berusaha menurunkan
jabatannya kepada anak-anak mereka, dan bahkan untuk cucu mereka.
Mereka begitu
takut terhadap
langkah-langkah yang
diambil menuju negara yang berdemokrasi
dan berhukum.
Untuk mencegah hal ini mereka membuat tuduhan
yang tak berdasar terhadap
orang lain. Beberapa kalangan yang membuat aliansi yang berbeda di masa lalu
melihat kemajuan
bangsa sebagai keruntuhannya dan
melihat orang-orang yang berdedikasi
sebagai sebuah bahaya
bagi
masa depan mereka sendiri. Mereka menciptakan
klaim palsu atas
kecemasannya akan kehilangan
keuntungan pribadi mereka. Mereka begitu takut
dipanggil untuk mempertanggungjawabkan
penyalahgunaan, pencurian dan penyuapan
yang dilakukannya saat
menduduki posisi mereka. Mereka ingin melanjutkan gaya hidup yang berlebihannya dengan memanfaatkan keuangan
negara dan rakyat,
dan mereka merasa terganggu oleh orang-orang yang tidak menyukainya, menganggap mereka
sebagai penghambat jalan
hidup nyaman mereka. Kemudian, dengan naluri
iblis mereka yang menyamar
sebagai suatu ide,
mereka membuat keributan dan berteriak: "Ada kudeta; mereka ada di
mana-mana! Mereka telah menyusup di mana-mana!" Ketika
mereka terus mengulangi kata-kata
tersebut, dari waktu ke waktu mereka menjadi lebih paranoid dan
dipengaruhi oleh gangguan dimana mereka melihat orang lain sebagai "musuh" dan "orang lain."
Di sisi
lain, perlu dicatat bahwa tuduhan
tersebut merupakan
komponen dari perang psikis.
Beberapa orang memanfaatkan
fitnah menjadi 'hal
yang kejam' atau 'seseorang
yang jahat' terhadap negarawan sebagai senjata untuk mengancam, memerasan dan
menghalangi mereka. Mereka menuduh orang-orang yang bekerja dengan
baik untuk negara dan bangsa; mereka mengintimidasi lalu mencekalnya. Dengan
dalih seperti itu, mereka berusaha membuat rintangan penuh terhadap anak-anak negeri ini.
Bagaimanakah
Selayaknya Anda Menilai Orang Lain? Nilailah Selayaknya Anda Menilai Diri Anda
Sendiri!
Ada golongan tertentu
yang telah menginjak-injak aturan dan praktek
demokrasi; mereka telah menyusup ke dalam urat
negara dan memengaruhi
orang-orang. Untuk tujuan ini mereka telah menghalalkan segara cara; diam-diam
menyusup kedalam
posisi tertentu dan mulai mengeksploitasi kekayaan negara. Orang-orang seperti itu selalu
melihat sekeliling
mereka dari perspektif dunia batin mereka sendiri: Mereka menilai gerakan-gerakan dan bentuk-bentuk yang berbeda
dengan membandingkan hal
ini dengan
urusannya.
Akibatnya, mereka memproyeksikan transaksi kotor mereka sendiri kepada orang
lain.
Karena mereka benar-benar melakukan "penyusupan,"
mereka membuat tuduhan ini
untuk anggota bangsa yang telah sepatutnya mencapai posisi di
birokrasi.
Perhatikan
bahwa jika seorang pencuri profesional melewati
sebuah toko, dia akan
membayangkan cara untuk membuka jendela, cara dia masuk,
dan cara
untuk mencuri barang-barang
berharga dengan cepat tanpa tertangkap. Artinya, bahkan ketika lewat, ia
menyibukkan pikirannya dengan merencanakan cara yang memungkinkan untuk
melakukan pencurian. Sementara itu, setelah pemilik toko mengunci tokonya, ia bisa saja kembali dan memikirkan ulang
apakah ia telah
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan terhadap kemungkinan pencurian terhadap
tokonya, apakah kunci tersebut cukup aman atau sejenisnya.
Tanpa mengetahui tentang
siapa orang ini namun, pencuri
tersebut melihat
seseorang (pemilik took) mengincar toko
tersebut, lalu
membandingkan pemilik toko
dengan dirinya, dan berpikir: "! Disini ada pencuri yang lain"
Dengan
analogi ini kita dapat mengatakan bahwa jika orang-orang tertentu telah
mengambil alih kendali bangsa seperti gengster,
menyusup birokrat dan
membagi-bagi posisi
untuknya, mereka secara alami akan membandingkan diri mereka
dengan orang-orang yang berusaha menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Namun
jiwa-jiwa setia bertindak dengan pikiran yang tidak bersalah. Begitu banyaknya sehingga
mereka bahkan tidak bermimpi tentang keinginan duniawi seperti dipromosikan ke
posisi tertentu, memiliki gelar tertentu, atau berkuasa. Hal ini dimungkinkan
bagi seseorang untuk melihat dalam mimpi sesuatu yang ia tidak suka dan ingin menjauhkan diri. Namun, jiwa-jiwa
yang mulia tersebut
begitu jauh dari keinginan hal
duniawi, meskipun beberapa mimpi mencerminkan alam bawah sadarnya, karena
mereka tidak memiliki pertimbangan seperti itu bahkan di bawah sadar mereka,
jenis-jenis pikiran
seperti itu bahkan tidak dapat ditemukan
di dalam mimpi mereka. Di sisi lain, sebagaimana
orang-orang tertentu
selalu hidup dengan impian
tersebut, mereka menilai dan
menafsirkan tindakan orang-orang yang tidak bersalah dalam hal kerangka referensi mereka sendiri,
dan akibatnya mencoba memblokir jalan mereka dengan menggunakan fitnah dan pencemaran nama baik
yang variatif.
Retrieved: http://www.herkul.org/weekly-sermons/the-hizmet-movement-and-claims-of-infiltrating-the-state/
No comments:
Post a Comment