Thursday, April 13, 2023

Guru menurut Ori Istihari

 
Guru bukanlah profesi buangan yang dipilih sebagai opsi terakhir karena tidak diterima di banyak pekerjaan yang diimpikan. Guru juga bukanlah profesi sampingan yang dilakukan hanya untuk sekedar main-main. 

 Menjadi guru adalah panggilan jiwa karena hati yang ingin membantu setiap murid untuk bisa berkembang. Membantu setiap generasi untuk melangkah dua dan tiga langkah ke depan untuk menggapai cita citanya. Bersyukurlah saya bisa menjadi bagian dari profesi mulia ini.

Read More

Sunday, September 10, 2017

Memang Kenapa Kalau Calon Istri Tidak Perawan?

Kekinian: Isu Tes Keperawanan Sebelum Menikah Muncul Lagi?

Apakah anda mengenal Hakim Binsar Gultom? Bila anda beberapa waktu mengikuti belasan persidangan kasus “kopi bersianida” dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, Ketua Majelis Hakim yang mengadili kasus pembunuhan kopi beracun tersebut sering menghiasi layar kaca TV anda. Namun tahukah anda Hakim Binsar Gultom memiliki usul menarik? Bila anda mengikuti isu terkini, hakim yang juga merupakan dosen sekolah pasca sarjana dibeberapa universitas itu menyebut usia dini dan ketidakperawanan (perempuan) sebagai penyebab tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian. Apa motif di balik pemikirannya yangt tertuang dalam buku "Pandangan Kritis Seorang Hakim" tersebut?
Buku Binsar Gultom didasarkan pengalaman mengadili 250-an kasus perceraian di pengadilan. Menurut Gultom, Undang-undang Perkawinan yang ada saat ini yakni UU Nomor 1 Tahun 1974, tidak lagi memadai sehingga harus direvisi. Materi pokok yang perlu ditinjau ulangan adalah terkait batasan usia perkawinan yakni 16 tahun perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki. Gultom mengusulkan agar batasan usia dinaikkan menjadi 19 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Tidak cukup hanya dengan menaikkan usia, Gultom juga memiliki pandangan agar sebelum perkawinan dilakukan tes keperawan bagi perempuan. Sebab, menurut Gultom, keperawanan seringkali menjadi penyebab terjadi perceraian. Padahal perkawinan adalah janji suci kepada Tuhan dan juga didasarkan pada hukum negara sehingga perceraian, melanggar hukum negara juga hukum agama. Jika setelah diasakan tes ternyata calon mempelai perempuan sudah tidak perawan, maka, masih menurut Gultom, negara harus ikut campur dengan menunda perkawinan.
Logika manakalah yang dijadikan sandaran pemikiran Binsar Gultom?
Batas usia perkawinan, khusus untuk perempuan sudah sering disuarakan, terutama oleh aktivitis anak dan perempuan. Pemerintah pun sebenarnya sudah menyiapkan rancangan Perppu pengganti UU Perkawinan di mana batas usia pernikahan bagi perempuan dinaikkan menjadi minimal 18 tahun. Hanya saja sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai Perppu tersebut. Pro-kontra di dalamnya terlalu tajam karena menyinggung ranah agama, khusus Islam, yang tidak mengenal batasan usia perkawinan.
Batasan usia pernikahan dalam Islam didasarkan pada kedewasaan (akil baliq) yang ditandai dengan datangnya menstruasi pertama pada perempuan. Selain itu, ajaran Islam juga memerintahkan untuk mensegerakan pernikahan dengan tujuan menghindari perbuatan zinah dan pergaulan bebas. Dua kutub antara yang disuarakan aktivitis perempuan dengan kelompok yang mendasarkan pada dalil agama, sampai kapan pun tidak akan pernah mencapai titik temu. Tidak heran jika pemerintah sangat hati-hati memutus perkara sensitif ini.
Menjadikan usia dini perkawinan sebagai pemicu perceraian juga belum sepenuhnya sahih. Terlalu banyak bukti empirik langgengnya perkawinan yang dilakukan di bawah umur. Kultur masyarakat di pedesaan, termasuk di Jawa, masih menganggap anak gadisnya sudah "tua" manakala belum menikah di usia 17 tahun. Dengan menaikkan usia perkawinan bagi perempuan justru dapat memicu terjadinya ekses lain yang kontraproduktif, semisal pemalsuan usia.
Kedua, tes keperawanan. Malam pertama paling menyakitkan bagi laki-laki adalah ketika mendapati istrinya sudah tidak perawan. Bukan hanya dalam roman picisan, syair lagu dangdut atau film-film "kampungan" saja, tetapi juga dalam kehidupan nyata. Bahkan Bupati Garut (saat itu) Aceng Fikri menceraikan istrinya, Fani Oktora, melalui SMS dengan alasan sudah tidak perawan. Demikian juga penyanyi Farid Harja.
Tetapi kasus-kasus tersebut bukan alasan untuk menjadikan keperawanan (perempuan) sebagai objek yang membutuhkan campur tangan negara. Keperawanan adalah ranah paling privat yang mestinya tidak diumbar. Coba bayangkan, manakala suatu pernikahan, yang sudah tersiar seluruh kampung, tiba-tiba dibatalkan karena si calon mempelai perempuan tidak lagi perawan. Tudingan miring pasti akan diterima pihak perempuan, padahal belum tentu ketidakperawanannya diakibatkan oleh suatu perbuatan tercela. Ada banyak kasus di mana perempuan kehilangan keperawanannya karena hal-hal sepele seperti terjatuh, olahraga atau hal lainnya, mengingat tipisnya hymen atau selaput dara.
Untuk itu, jangan selalu kaitkan keperawanan perempuan dengan norma-norma masyarakat, apalagi stigma buruk. Persoalan ini lebih urgen dibanding tes keperawanan. Bahwa perempuan wajib menjaga ahlaq dan moralnya, itu pasti. Tetapi apakah hal itu akan memperbaiki keadaan jika hanya diberlakukan, dibebankan, pada satu pihak? Jangan jadikan budaya patriakhi sebagai alas pembenar "mengadili" perempuan hingga ke ranah paling privat.
Ketiga, sudah bukan waktunya lagi negara memasuki ranah privat warganya. Negara harus mengakomodir kearifan budaya lokal, dan tentunya agama, yang dianut, diyakini, oleh warga bangsa. Jangan memaksakan aturan negara untuk sesuatu yang tidak ada korelasinya dengan kepentingan umum.
Menunda perkawinan hanya karena si perempuan tidak perawan bukan lontaran pemikiran bijak, melainkan cermin nafsu superioritas laki-laki atas tubuh perempuan. Hakim Gultom mestinya menggali lebih dalam lagi sebelum sampai pada kesimpulan bahwa keperawanan sebagai faktor utama perceraian. 250-an kasus perceraian yang ditangani, tidak bisa dijadikan dasar pembenar karena masih ada faktor lain sebagai penyebab perceraian termasuk faktor ekonomi dan kebejatan moral laki-laki.
Jika dilontarkan pertanyaan seperti judul di atas, percayalah, lebih dari 50 persen laki-laki akan menjawab mau dan hanya segelintir yang menolaknya dengan alasan yang dicari-cari. Laki-laki yang mau menerima istrinya sudah tidak perawan bukan berarti melegalkan, membenarkan (mungkin) perbuatan buruk masa lalu istrinya, tetapi karena memandang perkawinan adalah janji suci dua hati untuk bersama-sama mengarungi kehidupan dalam suka maupun duka, bukan semata kepentingan alat kelamin. Ada tujuan lain yang lebih mulia dan mungkin itu yang terlupakan oleh hakim Binsar Gultom.


Read More

Tentang sebuah Pasta Gigi

Gengs....
Kemanapun dan dimanapun anda, pasti tidak akan terlepas mata kita dengan pasta gigi, setidaknya dua kali saat kita ke kamar mandi, kita akan menangkap benda yang popular dengan nama “odol” tersebut. Namun tahukah anda bahwa pasta gigi mengajarkan kita suatu perenungan?? Menurut Kurniawan (2016) dalam artikelnya menuliskan bahwa pasta gigi dapat memberikan kita pelajaran mengenai ideologi. Umum kita mengenali kelebihan sebuah pasta gigi dari busanya yang berlimpah, yang menyebabkan kita menilai semakin banyak busanya berarti semakin bagus kualitas pasta gigi tersebut. Setidaknya itu yang tertanam dalam benak saya mengenai sebuah kelebihan pasta gigi, entah apakah persepsi itu tertanam dari pembiasaan dan pengenalan yang dilakukan sedari kecil, atau menyerap dari lingkungan sekitar, sama seperti ketika kita berpersepsi bahwa sabun yang baik adalah yang memiliki busa berlimpah, sebagaimana banyak iklan secara terang-terangan menyatakan demikian.
Untuk pasta gigi, setahu saya tidak ada memang yang secara eksplisit menyampaikan bahwa busa pasta yang banyak merupakan kelebihan pasta gigi mereka. Mungkin hal ini didasari pada pengetahuan pembuat pasta gigi bahwa memang bukan pada sisi busanyalah fungsi sebuah pasta gigi terutama dimiliki, tapi dari kandungan lainnya yang mampu menguatkan gigi atau membunuh kuman. Jadi, fungsi busa di sini dapatlah disamakan dengan fungsi penggembira, yang membuat seorang pengguna merasa yakin bahwa pasta gigi yang digunakannya memiliki fungsi yang baik sesuai dengan kebutuhannya.
Namun belakangan, di luar jalur utama yang dianut para pembuat pasta gigi, yang beberapa merupakan perusahaan multinasional yang berbasis di luar negeri, terdapat sebuah produk pasta gigi lokal yang lebih memilih untuk memasarkan pasta giginya tanpa busa yang berlimpah. Dan hebatnya, pasta gigi tersebut mampu eksis di tengah gempuran pasta gigi arus utama, tanpa bombardir iklan yang bertubi-tubi masuk lewat layar kaca. Lebih hebatnya lagi, pasta gigi tersebut adalah buatan lokal, yang seperti saya pernah baca pada sebuah berita di Kompas pada rubrik Sosok beberapa tahun yang lalu, pasta gigi itu dibuat karena rasa penasaran seorang konsumen terhadap sakit gigi yang dideritanya yang tak kunjung sembuh.
Si konsumen tersebut kemudian melakukan berbagai percobaan, yang akhirnya menemukan sebuah formula yang cukup layak dan mampu dipasarkan secara komersial. Metode yang digunakan cukup ekstrim berbeda dengan pasta gigi yang ada, karena tidak menggunakan diterjen yang menimbulkan busa melimpah itu, namun justru memanfaatkan enzim-enzim yang ada pada mulut untuk memacu fungsinya secara optimal.
Berpikir mengenai pasta gigi tersebut membaca saya pada sebuah perenungan, bahwa hidup memang sebuah pilihan. Ada banyak jalan yang dapat dipilih, apakah jalan yang penuh gebyar dan wah, atau jalan sepi yang mungkin tidak banyak orang menjalani, namun sebenarnya tidak kurang berarti. Pasta gigi yang penuh busa tadi, mungkin serupa jalan hidup yang begitu wah, setiap orang mungkin akan mengagumi dan iri melihatnya, namun soal fungsi mungkin si pasta gigi yang memilih tanpa busa itu tidak dapat diremehkan begitu saja.
Dari sisi pencapaian, mungkin apa yang diperoleh pasta gigi tanpa busa itu justru luar biasa, dengan modal, sumber daya manusia, peralatan, pemasaran yang mungkin jauh lebih kecil dibandingkan si pasta gigi penuh busa yang diproduksi perusahaan multinasional itu, toh dia tetap dapat eksis dan diterima oleh berbagai pihak. Sesungguhnya, pilihan pasta gigi tanpa busa itu adalah pilihan yang ideologis, karena hampir menafikan berbagai kelebihan yang disukai masyarakat dengan budaya pop yang penuh gebyar ini, namun justru memilih jalan sepi yang tidak banyak dilalui. Dan hebatnya lagi, mampu eksis dan tetap tegak berdiri.
Dan belajar dari pasta gigi itu, mungkin kita pun bisa mengambil inspirasi, bahwa tidak perlu penuh gebyar untuk berprestasi, jalan sepi dan sunyipun bisa, asalkan kita sadar dan tahu, bahwa pilihan kita adalah pilihan yang berideologi.


Read More

Wednesday, September 6, 2017

Bye - Bye Komentar Spam!!!

Saya cukup terganggu dengan komentar2 spam selama ini. Selain tidak bermanfaat dan sangat mengganggu, komentar spam tersebut sering menenggelamkan komentar-komentar pembaca yang benar-benar ingin berkomentar atau sekedar menanyakan sesuatu hal, sehingga adanya banyak komentar sampah membuat saya kurang jeli terhadap komentar pembaca asli. Saya kasih contoh komentar2 spam yang selama ini "menyampahi" blog saya hehe. Seperti ini:

Wah kami Sangat Senang Bisa Menemukan Artikel Sebagus Ini Dan Sangat Bermanfaat Sekali, Kami Menunggu Artikel Berikutnya Yah Gan. Agen Togel Prediksi Togel 

atau kaya gini:

Thanks infonya gann . Menginspirasi Yah Gan. Game Online Internasional

Atau Tentang Info-info pesugihan :) :D :D :)

Yang pastinya komentar2 tersebut di posting dalam jumlah banyak dan bisa sampai ratusan. Nah maka dari itu saya mensetting moderasi komentar. Maksudnya menyaring komentar yang masuk dengan melalui persetujuan penulis yang masuk dulu ke inbox email. Tujuannya yaitu mencegah komentar-komentar spam yang sangat mengganggu mata hehe

Nah barangkali ada yang ingin tahu cara memodrasi komentar, berikut cara simplenya:

Bagi Anda yang masih ingin menyaring komentar-komentar di Blog Anda (Misal komentar bermanfaat dan membangun), Anda bisa mengikuti cara yang sangat mudah ini.

Anda cukup pergi ke tab Setelan | Komentar. Setelan tersebut hanya berupa opsi ya/tidak. Dengan memilih "ya" untuk opsi ini, Anda akan diberi ruang untuk memasukkan alamat email dan selanjutnya Anda dapat memoderasi komentar melalui email. Perhatikan bahwa apa pun setelan yang Anda pilih, Anda dapat selalu memoderasi komentar melalui Blogger.

Semua komentar yang masuk akan disimpan di halaman "Menunggu Moderasi", Anda bisa menemukannya pada tab Komentar. Pada halaman ini, Anda akan melihat daftar semua komentar yang telah dikirimkan ke Blog Anda tetapi belum Anda setujui atau tolak. Daftar ini tidak termasuk komentar yang dibuat oleh anggota admin blog.

Setiap baris di daftar tersebut menampilkan bagian awal komentar, nama penulis, dan waktu pembuatannya. Anda bisa mengeklik kotak di samping komentar dan memutuskan apakah ingin memublikasikan komentar tersebut, menghapusnya, atau menandainya sebagai spam.

Keseluruhan proses ini juga dapat dilakukan melalui email Anda. Jika Anda memasukkan alamat email untuk moderasi, Anda akan mendapatkan pesan untuk setiap komentar masuk yang berisi tautan "Publikasikan" dan "Tolak", serta link ke halaman moderasi utama di blog Anda.


Read More

Antara Qurban Hewan dan Qurban Manusia

Thing that is more crucial than sacrificing animals on Ied-Adha
I got a petition from a forum i joined condemning animal sacrifice practices during Ied Adha time. Briefly, they advocated like “it’s so savage when it comes to animal sacrifices during religious occasions. Most of these animal sacrifices take place in open areas near religious places watched even by children. The animals are killed by untrained persons causing much pain to them. Moreover, other animals also watch it causing trauma to them.”
Well there is always much agreement and disagreement as to whether animals have right and I am not bother with whatever they reason. But often people even my friends in other side of the world ask if animals should have rights and quite simply my answer is yes! Animals surely deserve to live their lives free from suffering and exploitation. While it may sound logical for people wanting animals such as farm animals to have rights, animal rights extend much further than that and the concept of rights that people advocate for animals, doesn’t be on the same boat. A right as the theory suggests, is made by a moral agent under principles that govern both the claimant and the target of the claim. The idea of animal rights however, strives to make all animals have the same legal standing under the law of human being. If so, this would mean that mosquitoes, spiders, or fish for instance, would be on the same legal standing as human in which human can be charged with manslaughter under the idea of animal right, yet in fact, no one brings lions to trial for murder when they kill a wildebeest, noone reasonably expects a tiger to feel guilty for devouring a zebra and a cat regrets for toying with a mouse. As absurd as these examples may sound, giving them rights doesn’t mean giving them the same or equal rights as human. Equality doesn’t require identical or equal treatment. It fulfills what is need not what is wanted and human have duties to treat animal in the good ways, look after them, that’s what so called rights for animal.
While people are often seen wearing wool, leather, and eating McDonald’s burgers, the issue on animal sacrifice has no ending and is harder to answer because it’s more subjective. The opponents keep pointing and asking why the practice of animal sacrifices is justified in the name of God during certain religious celebration, say Ied Adha. I don’t see the point of asking this as an Islam-specific question. Animal sacrifice as far as i am concern, to various deities has been around since the beginning of religion, and it exists even in sects in Hinduism and Sikhism and that similar discourse is also circulated around other celebrations carrying out mass animal slaughtering such as turkeys for Thanksgiving or chickens in the days leading up to Yom Kippur. This is to imply in accordance with one of the holy books stating that animals were put on earth to serve human beings. 
Unless you are vegan and forbid the killing of animals for all purposes, I find the outcry about religious sacrifice awkward and hypocritical. Around million animals are slaughtered every month for meat: cows, pigs, goats, chicken, rabbits, and you can presume which cattle with high number get slaughtered every month for food. If you wouldn’t eat beef why eat dog? If you wouldn’t eat dog why eat pig? Dogs, cows, chickens, pigs, have the same capacity to feel pain but it is prejudice based on species to think of animal as a companion and the other as dinner. Meat is good food and if religious sacrifice allows to donate of meat to the poor and the needy, why create a fuss about it? I remember when I was kid, eating meat is the prestigious thing for my fam for we did not enjoy the meat anytime we wanted. I wasn’t raised in an affluent family and when and that Tasrik moment (3 days after Ied) was probably one of the most awaited day for me and the other needy people hoping someone carrying bags of meat knocked my door. Once I got it, I was like the most fortune person in the world.
While seeing this issue furthermore in current context, where muslims slaughter the animals, enjoy eating meat in Tasrik days happily with their belong family, and the outrages’ opponents for the animals’ blood that spill, we forget that in Myanmar, an ethnic are being slaughtered tracing a question to be brought up as the alteration for the previous status quo, of whether the human are worthless than an animal and we wonder if human are justified to slaughter other human race as well as wondering why the opponents are keeping in silence. Inspired by Miss Ira' thought at the previous post.

Read More

Saturday, September 2, 2017

My random thought: Ied Adha

A petition comes to my mail this noon and the issue briefly advocates:
 "The law cannot be given a go by when it comes to animal sacrifices during religious occasions. Most of these animal sacrifices take place in open areas near religious places watched even by children. The animals are killed by untrained persons causing much pain to them. Moreover, other animals also watch it causing trauma to them," 

(Picture 1. A kid is giving a bag of meat to the needy)
Well, there is always an outcry from international communities regarding religion and animal sacrifice. While some of them are understandable, I personally don’t have any problems with muslims’ sacrificing animals during Eid Adha as its purpose is to feed the poor and the hungry. When doing community service, I stayed in a remote area for two months where people’s lives were very basic. Some of them could hardly afford foods. We set a program where we invited local kids to our camp to learn basic things like music and crafts. I would make little treats like jello packs and even just those small things brought out their ebullience. One of the kids went home and told the parents about how happy she was spending time with us and the parent managed to show their gratitude by giving us a piece of cassava that she took from the wood saying ‘I don’t have much but I really wanna give you something’. I learn that those people, out of all the limitations they have, own really big hearts.

For those very people, meat is a delicacy. They don’t get to enjoy it any time they want. And this would be one of the moments allowing it to be served on their worn out table clothes. However, to me Eid Adha should be celebrated in a certain manner. For those who are fortunate enough to contribute should use this moment, not to celebrate, but to contemplate.. While the animal sacrifice symbolizes people’s willing to detach themselves from their fortune and wealth by sharing it and giving it away (not merely to please God), people should be ashamed knowing that these animals are losing their lives so human have a chance to repent for their wrongdoings.


It’s true that it’s not the animal’ sacrifices that cause our sin to be forgiven, but our creed, our good deeds, and Taqwa to Allah (which one of it is by obeying Allah Commads to sacrificing animals).


#Selamat Idul Adha

Read More

Wednesday, May 3, 2017

SOAL UKK Bahasa Inggris SMA dan Jawabannya

SOAL UKK
BAHASA INGGRIS
KELAS 11/SEMESTER 2

Choose the best answer by crossing a, b, c, d, or e
1.      Tiara    : What conjures up in your mind is the effective way to reduce global warming?
Anis     : …………… going everywhere by bicycle is one of the effective ways to reduce global       warming.
a.       How do you see
b.      I am not sure
c.       Are you certain that
d.      I am afraid that
e.       In my opinion
2.      Renaldi            : ……… we help reduce global warming?
Yessi    : I believe that we can help reduce global warming through planting trees and recycling.
a.       Why should
b.      What do
c.       Where should  
d.      How can
e.       When can
3.      Melby  : “I am tired of watching that movie; there is too much violence.”
Chaerul            : “So am I. shall I change the channel?”
The bold typed sentence expresses……….
a.       Asking someone to do something
b.      Giving the complaints
c.       Handling the complaints.
d.      The possibility
e.       Disagreement
4.      Deryl   : I have a pain in my throat. What would you recommend?
Andre  : I’d advise you ……….. anymore.
a.       not smoke
b.      not to smoke
c.       do not to smoking
d.      did not to smoke
e.       are not smoke
5.      ……….. any of addictive drugs because they are really bad for you.
a.       Make sure you do not try…..
b.      You’d better not….
c.       Take my advice and come…..
d.      I think you should try…..
e.       You should have…..

This text is for questions 6 to 10
“Gojek Should not be Banned,” Presiden Joko Widodo Says
President Joko Widodo asserted that gojek and other application-based services present to answer the people’s need. Therefore, he added, a regulation should not harm the interests of the people.
“Who makes the regulation? It’s us. As long as the people need it, I think there is no problem,” the President told the journalists at Bogor Presidential Palace, West Java, on Friday (18/12), responding Ministry of Transportation’s prohibition to the operational of ojekgojek, and other application-based services.
Regarding the regulation, according to the President, we can make a transitional regulation until our mass transportation system is improving and comfortable. “Naturally, the people will make choices,” he said. President Joko Widodo emphasized, we should not halt an innovation. In his view, gojek is an application created by young people who have innovative ideas. Thus, do not let the regulation curbs innovation.
According to the President, the Ministry of Transportation, particularly Transportation Services’ Office should give a guidance to ensure the safety of the passengers.  “I will summon Minister of Transportation this afternoon,” the President said. (setkab.go.id)
6.      What is this passage mainly about?
a.       The popularity of the application-based transportation
b.      A view and considered adjustment of the existence of application-based transportation
c.       A new regulation for the public transportation and the modern mass transportation
d.      A guidance to ensure the safety of the passengers in using application-based transportation
e.       The government’s effort in improving mass transportation system
7.      In line 10, the word halt is closest in meaning to…..
a.       Allow
b.      Prohibit
c.       Favor
d.      Continue
e.       Enact
8.      What does the phrase the interests of the people in paragraph 1 refer to….
a.       access to public affairs 
b.      hobbies of one community
c.       guidance of having a stable community
d.      regulation which partially covers the society
e.       the amounts of the money which is given as an extra from the bank
9.      According to the passage, why should the presence of application-based transportation be considered substantial?
a.       Because it helps the traditional public transportation improve their income.
b.      Because the presence of application-based transportation create good atmosphere among the societies.
c.       Because it is based on the government’ interests.
d.      Because the current application-based transportation is the innovation of young people.
e.       Because the application-based transportation is easy to be accessed.
10.  How is his view of the president towards the issue of application-based transportation based on the passage?
a.       He is against the issue.
b.      He disagrees with the issue.
c.       He comes up with the opposite ideas.
d.      He thinks that it is a trivial matter.
e.       He is in favor of the idea.


This text is for questions 11 to 15
(Untuk soal sisanya sampai 40, bisa hubungi saya ke Fb atau e-mail saya ke ori.istihari@gmail.com )  Nanti saya emailkan soft-filenya.
Read More

Friday, February 3, 2017

RPP Bahasa Inggris SMA Kurikulum 2013

RPP Bahasa Inggris SMA Kurikulum 2013 
Tentang Procedural Text

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : SMA Negeri 19 Bandung
Mata Pelajaran            : Bahasa Inggris
Kelas / Semester          : XI/2
Materi Pokok              : Do you know how to make…..
Alokasi Waktu            : 2 JP

A.    KOMPTENSI INTI (KI)
                 KI 1            Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
                 KI 2            Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
                     KI 3            Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
                     KI 4            Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.     KOMPETENSI DASAR (KD)
3.6  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks prosedur berbentuk manual dan kiat-kiat (tips), sesuai dengan konteks penggunaannya
4.9  Menangkap makna teks prosedur, lisan dan tulis, berbentuk manual dan kiat-kiat (tips).
4.10          Menyusun teks prosedur, lisan dan tulis dalam berbentuk manual terkait  kiat-kiat (tips), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Dengan diberi contoh oleh guru tentang langkah-langkah membuat segelas kopi, siswa mampu menjelaskan langkah-langkah dalam membuat segelas minuman dengan tepat.
2.      Diakhir pembelajaran, siswa mampu menyusun teks prosedur secara lisan dan tulis tentang langkah-langkah dalam membuat minuman tersebut dengan tepat.

D.    INDIKATOR
Diakhir pembelajaran:
1.      Siswa mampu mengidentifikasi alat dan bahan serta langkah-langkah dalam membuat segelas minuman.
2.      Siswa mampu menyebutkan ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam proses membuat segelas minuman.
3.      Siswa mampu menyebutkan unsur-unsur kebahasaan dalam teks prosedural mengenai cara membuat minuman seperti nomor-nomor yang menyatakan urutan: first, second, then, next, after that, finally.
4.      Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah dalam membuat segelas minuman.
5.      Siswa mampu membuat teks prosedur tentang langkah-langkah dalam membuat minuman tersebut dengan tepat.

E.     MATERI PEMBELAJARAN
1.      Definisi Procedure Text: Procedure text is (1) Texts that explain how something works or how to use instruction / operation manuals e.g. how to use the video, the computer, the tape recorder, the photocopier, the fax. (2) Texts that instruct how to do a particular activity e.g. recipes, rules for games, science experiments, road safety rules. (3) Texts that deal with human behaviour eg how to live happily, how to succeed.
2.      Tujuan Procedure Text: The purpose procedural text is to tell the reader how to do or make something. The information is presented in a logical sequence of events which is broken up into small sequenced steps. These texts are usually written in the present tense. The most common example of a procedural text is a recipe.
3.      Struktur umum procedure text:
a.       Goal (Maksud atau tujuan)
b.      Material Needed (Materi / alat / bahan yang dibutuhkan)
c.       Methods or Steps (Metode / langkah-langkah)
4.      Ciri-Ciri Procedure Text.
a.       mengunakan Simple Present Tense (S+V1)
b.      berbentuk imperative/bentuk perintah,
c.       menggunakan action verbs, contoh: make, take, boil, cook,
d.      menggunakan temporal conjunctions, contoh: First, then, next, after that, last
5.      Contoh procedure text: terlampir

F.     LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
1.      Guru memberikan salam.
2.      Guru menanyakan kabar siswa.
3.      Guru mengecek kehadiran siswa.
4.      Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
5.      Siswa bermain “Guess what it is”
6.      Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan dengan cara memberi gambaran umum mengenai materi yang akan diajarkan.
7.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai tentang materi yang akan diajarkan.
10’
Inti
Mengamati
1.      Siswa mengamati demonstrasi tentang cara membuat segelas kopi.
2.      Siswa belajar menemukan informasi terkait demonstrasi yang ditampilkan oleh guru.
3.      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan serta langkah-langkah dalam membuat segelas Kopi.
8’
Menanya
1.      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai teks prosedural mengenai cara membuat segelas kopi.
2’
Mengumpulkan Informasi
1.      Melalui metode Total Physical Response yang diperagakan oleh guru, siswa memperoleh informasi mengenai kosa kata yang biasa dipakai dalam langkah-langkah membuat segelas minuman.
2.      Siswa mempelajari nomor-nomor yang menyatakan urutan didalam teks prosedur dari penjelasan guru.
(Game session)
3.      Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
4.      Siswa mencari informasi tentang resep membuat segelas minuman melalui Chinese Whispers.
5.      Siswa menyusun informasi yang didapatkan menjadi langkah-langkah yang benar sesuai dengan urutan.
30’
Mengasosiasikan
1.      Siswa membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari beberapa teks prosedur mengenari cara membuat minuman.
2.      Dengan diberikan bimbingan dan arahan dari guru, secara berkelompok siswa menulis teks prosedur tentang cara membuat jenis minuman hangat dan dingin.
3.      Siswa memperoleh feedback dari guru.
4.      Siswa menghapalkan langkah-langkah dalam membuat segelas minuman
20’
Mengomunikasikan
1.      Siswa mempresentasikan langkah-langkah membuat segelas minuman secara lisan dan tulis.
2.      Siswa akan memposting hasil tulisanya kedalam Students’ recipe books.
15’
Penutup
1.      Siswa diberikan kesempatan jika ada hal yang ingin ditanyakan mengenai pembelajaran hari ini.
2.      Siswa menyimpulkan pembelajaran.
3.      Guru melengkapi kesimpulan siswa.
4.      Guru memberikan arahan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
5.      Guru mengakhiri pembelajaran dan memberi salam.
5’

G.    PENILAIAN HASIL BELAJAR
1.      Penilaian Partisipasi siswa menjawab pertanyaan, menyimpulkan, dll)                (20%)
2.      Penilaian Kelompok                                                                                              (30%)
3.      Penilaian Individu                                                                                                 (50%)

a.      Penilaian Kelompok (total x2)
Aspek Penilaian
Bobot
Nilai
Kerjasama
5 = selalu bekerjasama
4 = sering bekerjasama
3 = Beberapa kali melakukan kerjasama
2 = pernah bekerjasama
1 = tidak pernah bekerjasama

Tindak Komunikasi
5 = Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
4 = Sering melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
3 = Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
2 = Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
1 = Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat


b.      Penilaian Individu
Format Lembar Pengamatan Perilaku Ilmiah Peserta Didik

Nama Peserta Didik                            :
Nomor Absen                                      :
Materi saat diobservasi                       :
Tanggal Observasi                               :
No.
Sikap

Kriteria
Hasil Pengamatan
Ya
Tidak
1
Jujur
1.    Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai dengan apa yang diamati.
2.    Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data yang diamati.


2
Disiplin
1.    Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
2.    Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu.


3
Tanggung jawab
1.    Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2.    Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.


4
Peduli lingkungan
1.    Membersihkan meja dan kursi yang ditempatinya/meja dan kursi yang ditempati dalam keadaan bersih/ rapi.
2.    Menata/menempatkan kembali alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi atau menempatkan kembali pada tempat semula.


5
Kerjasama
1.    Menghargai pendapat teman
2.    Mengambil bagian dalam kerja kelompok


Skor maksimum


Catatan:
Nilai = Skor  perolehan x 100%
                   10
Penilaiaan Keterampilan:
1.      Berbicara (Speaking)
SPEAKING   RUBRIC   ASSESSMENT

Name  : …………………………………………                       Class/Number : ……../ ……..
Name  : …………………………………………                       Class/Number : ……../ ……..
KKM   : 75

No
Criteria to be assessed
Low performance
1-4
Good Performance
5-7
Very Good Performance
8-10
Score


1.
Pronunciation
too many mistakes
with 2 until 5
mistakes
perfect pronunciation

2.
Intonation
monotonous
begins to vary the intonation
Accurate intonation

3.
Grammar
too many mistakes
Some mistakes
few mistakes in grammar

4.
Content
plain/simple
begins to add some information
add more personal information


                                                                                          Total score                                                                     


                                                                         Final Score = (Total score : 4)


2.      Menulis (Writing)

WRITING RUBRIC   ASSESSMENT

1.      Name  : …………………………………………                       Class/Number : ……../ ……..

No
Criteria to be assessed
Low performance
1-4
Good Performance
5-7
Very Good Performance
8-10
Score


1.
Text Organization
Doesn’t use the correct text organization
Use the correct text organization but has not elaborated the idea
Use the correct text organization and with elaborated idea

2.
Sentence formation
Use simple sentences
begins to vary simple sentences and compound sentences
Use simple sentences, compound sentences and complex sentences correctly

3.
Grammar
Too many mistakes
6 until 10 mistakes
Under 5
Mistakes

4.
Vocabulary
Basic Vocabulary, less precise
Developed vocabulary
Purposefully chosen vocabulary

5.
Mechanic
Some errors with spelling and punctuation
Mostly effective use of mechanics; errors do not detract from meaning
Effective use of capitalization, punctuation, and spelling

6.
Tidiness and deadline
Write awkwardly,
Unreadable, submit late more than 3 days from the deadline
Write quite neatly, quite clear font, submit late three days from the deadline
Write neatly, clear font, submit the work in/on time


                                                                                              Total score


                                                                           Final Score = (total score : 6)


H.    MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1.      Alat & Media : Papan Tulis, laptop, proyektor, spidol, kertas karton, speaker, video, gambar-gambar, dan video.
2.      Sumber : Buku, internet

Bandung, April 2017

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran                                                           Praktikan


Evi Hendrayani, S.Pd                                                           Hari
NIP. 197907152006042011                                                   NIM. 1304554






LAMPIRAN
How to Make a Glass of Nutrisari
Materials
·         Water
·         Sugar
·         A pack of Nutrisari
·         Ice cube

Tools
·         A glass
·         A cattle
·         A Tablespoon
How to make a glass of Nutrisari?
Steps:
First, open a sachet of Nutrisari.
Second, put Nutrisari into the glass.
Third, add a tablespoon of sugar into the glass.
Then, pour water to the glass.
Next, stir them slowly by using tablespoon.
After that, add some ice cubes to make the nutrisari cooler (optional).
Finally, a glass of nutrisari is ready to be served.

Activity 4
Complete the procedure of “How to make a glass of ………….” individually!
                        ______________________________________________
Text Box: Materials                                                                Steps:
__                                                              _____________________________________________
                                                                  _____________________________________________
                                                                  _____________________________________________
                                                                  _____________________________________________
Text Box: Tools                                                                  _____________________________________________
                                                                  _____________________________________________
 Name  :
                                                                        Class    :
List of Vocabularies
Boil
Add/Put
Pour
Stir
Description: http://yea-indonesia.com/wp-content/uploads/2016/02/Dimkan-dan-bagikan.jpg
Serve




Oreo Frappuccino
            Adapted from Starbucks Secret Menu


Ingredients

8 ounces milk
1 cup ice
2 scoops vanilla bean ice cream
2 tablespoons semi-sweet chocolate chips
1 tablespoon mocha syrup
1 Oreo
Whipped cream
Oreos, crushed

Directions:
Firstly, in a blender add milk, ice, vanilla bean ice cream, chocolate chips, mocha syrup and an oreo.
Secondly, blend until smooth.
Next, pour into a glass and garnish with whipped cream and crushed oreo cookies.
Finally, the Oreo Freppuccino is ready to serve!



Read More

Social Share Icons

Blogroll

About