Disclaimer: Diskusi kali ini perlu
dinyatakan sebagai sebuah esei terbuka, mengingat isu sensitif yang
melatarbelakangi kemunculannya. Segala konten baiknya dicermati sebagai sebuah
pemikiran argumentatif, bukan persuasif.
Tulisan ini mengangkat tema tentang realita
dahulu, sekarang, dan mungkin masih ada di masa depan.
Pertama-tama izinkan saya bertanya
beberapa hal.. Pernahkah anda mengalami situasi seperti berikut: Misalkan anda memiliki seorang teman orang
jawa. Ia sangat menyukai tempe. Lalu apakah anda dan saya bisa mengatakan bahwa
orang jawa itu suka tempe?. Dan sekarang saya berteman dengan orang Sunda, ia
sangat senang berhias, kemanapun ia akan pergi atau dirumah sekali pun, ia
selalu bersolek. Dalam hal ini bisakah kita mengatakan bahwa orang sunda itu
suka berdandan? Sekarang coba kita berjalan lebih jauh lagi, misalkan kita
punya bertemu dengan orang Prancis, namun saat kita sapa ia malah memalingkan
wajahnya. Apakah kita lantas mengatakan bahwa orang Prancis itu
sombong-sombong?
Dalam sebuah kehidupan, khususnya
kehidupan manusia bermasyarakat mau tidak mau, sadar ataupun tidak sadar pasti
seseorang itu sering melakukan sebuah analisa atau penilaian terhadap suatu hal.
Analisa maupun penilaian ini mungkin dilakukan ketika mengamati sesuatu atau
hanya sekedar ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi. Seperti pada contoh
misalkan kita berteman dengan orang dari kota X, lalu ia sering berbohong,
lantas kita bilang kepada orang-orang “jangan berteman dengan orang dari kota
X, mereka pandai bersilat lidah. Hal tersebut sangat sering terjadi didalam
kehidupan sosial kita, yang mana satu hal baik maupun buruk menjustifikasi dan
menentukan nasib keseluruhan suatu komunitas. Ketika seseorang melakukan sebuah
analisa, yang mana analisa-analisa sebuah fenomena tersebut menjurus pada suatu
kesimpulan umum maka, tahapan tahapan tersebut dalam sebuah kajian ilmu mantiq
atau logika disebut generalisasi.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) versi online, generalisasi /ge·ne·ra·li·sa·si/ (n) memiliki empat macam arti yaitu: 1 perihal membentuk gagasan atau
simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya; 2 perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang
sebenarnya (panjang lebar dan sebagainya); 3 perihal membentuk gagasan yang lebih kabur; 4 penyamarataan. Contoh dari
generalisasi sebagai berikut:
"Christiano Ronaldo
ialah pemain sepak bola, dan ia sangat kaya dan berwajah tampan"
"Lionel Messi ialah pemain sepak bola, dan ia sangat kaya dan
berwajah tampan"
Generalisasi: Semua pemain sepak bola sangat kaya dan berwajah tampan. Pernyataan “semua pemain sepak
bola sangat kaya dan berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Berangkat
dari kerangka pikir dan postulasi diatas, saya akan mengulas mengenai kasus
terorisme yang eksistensinya sering menjadi viral di media. Mengapa membahas
tentang terorisme, tidakah ada topik lain yang lebih menarik? Alasannya ialah
karena konsep generalisasi bisa mengarah kepada diskriminasi dan pencemaran
nama baik. Misalnya, bila menanyakan tentang terorisme kepada orang yang
tinggal diluar sana, jawabannya dipastikan mengarah kepada islam dan timur tengah. Hal
itu wajar karena mereka belum memahami suatu fenomena dan generalisasi masih
dijunjung tinggi. Tidak bermaksud mengkondemnasi teorema penyamarataan, namun
hal ini tentu menimbulkan diskriminasi yang tidak tersadari.
Dalam
beberapa kasus, misalkan sebuah bom diledakan di tanah eropa, kemudian
diketahui pelaku pemboman itu ialah seorang militant yang mengklaim dirinya
berjihad atas nama islam. Atau misalkan sebuah bom meledak di kota Ankara Turki
atau di Damakus Suriah , lantas apakah kita bisa mengatakan bahwasanya islam
adalah teroris, dan negara-negara di timur tengah ialah negara konflik dan
sarangnya teroris? Bila kita menganut postulat generalisasi, pasti kita akan
mengatakan “ya”. Namun bila kita mencoba berpikir kritis, tentunya jawabannya
akan lain lagi. Lalu hal-hal apakah yang memfasilitasi teorema ini sehingga ia
mengalir dengan muara kondemnasi menuju lautan diskriminasi? Saya berhipotesis
bahwa medialah yang salah satunya
menjadi agen dalam penjamuran ini. Media baik itu cetak maupun elektronik,
memiliki kepentingan dan ideology tertentu.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari salah seorang dosen mata kuliah
saya, ibu Gin Gin, yang menyatakan bahwa
“all texts are biased” (Gustine, 2012). Ini dalam artian bahwa setiap
teks ataupun berita tentu berat sebelah, akan memihak untuk kepentingan
tertentu. Ia akan berlindung kedalam ideology yang ia glorify dan berpihak kepada pihak tertentu, seperti pihak yang
mendanainya. Contohnya, kita mungkin masih ingat akan hangatnya dua kubu media
besar swasta pada saat pilpres Indonesia 2014 April lalu. Clash yang cukup panas pada waktu itu. Media yang satu memihak dan
mengekspos kepada calon presiden nomor satu sedangkan media yang lain juga
memihak dan memberitakan capres lainnya. Dan hal ini dikhawatirkan berujung
kedalam provokasi dan kampanye buruk yang bisa menciptakan kebencian kedua
belah pihak dan presepsi masyarakat.
From: https://missiongalacticfreedom.wordpress.com/2014/03/09 |
Belakangan ini kita sering sering
mendengar berita berkaitan dengan aksi penyerangan di luar negeri. Ini bukan
berita baru lagi bagi mereka yang sering mengikuti berita terkini. Anehnya,
rentetan penyerangan yang dilakukan oleh pihak tertentu seringkali memojokkan
satu pihak sehingga mengiring publik untuk "berpikir" bahwa aksi tersebut
tidak lain dan tidak bukan dilakukan oleh pihak yang digambarkan media sebagai
"pelaku". Media asing seringkali memakai kata yang bermakna negatif
ketika merujuk pada penyerangan di kawasan barat namun memakai kata yang
identik bermakna positif ketika menggambarkan penyerangan di kawasan
berpenduduk muslim. Bagi mereka yang memahami kaedah pemakaian kata dalam
Bahasa Inggris maka bisa memahami maksud dan tujuan penulis berita. Berikut
saya mencoba memberikan contoh bagaimana pemakaian kata "attack" oleh
beberapa media asing ketika memberitakan kejadian di tempat yang berbeda.
Cobalah ketik keyword "Paris
attack" maka anda akan dengan mudah melihat antrian berita menjadi viral
beberapa hari ini. Jika anda jeli membaca berita maka anda akan melihat bagaimana
media barat memberitakan penyerangan dengan menggunakan kata
"attack". Saya menulusuri tiga berita terkenal dan melihat bagaimana
pemakaian kata "attack" di ketiga media ternama ini dengan membedakan
isi berita antara "paris attack" dan "Palestinian attack".
Sumber berita saya kutip dari UK DAILY MAIL (UK), CNN (USA), FOXNEWS (USA). Kita
coba telaah dengan kaedah penggunaan bahasa yang sederhana, tidak perlu
menganalisisnya dengan transitivity
system besutan ahli linguistic Prof. Halliday karena akan terkesan rumit, cukup dengan telaah sederhana saja dengan sedikin berguru kepada ilmu semantik. Berikut penjelasannya:
CNN (BERITA 15 NOVEMBER
2015)
CNN mengambarkan serangan yang
terjadi di Paris dengan memakai tiga frasa yang berbeda.
1. Suicide bomber
2. Paris massacre
3. Terror attacks
Ketiga frasa yang digunakan CNN
bermakna negatif jika merujuk pada makna bomber, massacre, attacks. pemilihan kata
sangat berpengaruh untuk menggiring pembaca terlebih mereka yang hanya membaca
secara skimming atau scanning.
CNN (NOVEMBER 12, 2015)
Silahkan bandingkan dengan keyword
yang sama "palestinian atttack" maka anda akan mendapatkan berita
yang sangat jauh berbeda. Lihatlah frasa yang digunakan CNN dibawah ini.
1. Man killed in Israeli security
action (judul utama CNN)
2. Arrest process was taking place
3. Family members attacked Israel
authorities and was shot
4. Israel action takes place againts
a backdrop of stabbing and other attacks on Israel citizens.
Jika kita jeli maka dengan mudah
kita bisa melihat bagaimana si wartawan sangat berpihak kepada Israel.
Penggunaan kata "killed" dalam
judul utama menggambarkan bagaimana pihak israel terbunuh dalam aksi yang
mereka sebut pengamanan. Kalimat seperti ini adalah bentuk pembelaan seakan
mereka tidak bersalah dalam operasi yang mereka lakukan yang menyebabkan
seorang pihak palestina terbunuh (padahal jelas ini adalah serangan yang mereka
rencanakan).
Di kalimat ketiga kita melihat
bagaimana si wartawan masih membuat kalimat pembelaan dengan menggunakan kata
"attack". Di kalimat ini digambarkan
bahwa salah satu anggota keluarga menyerang pihak berwenang dan kemudian di
tembak. Perhatikan bagaimana pemakaian kata "attack" dalam kalimat
ini yang bermakna negatif, sementara ketika pihak israel melakukan kesalahan
makan wartawan memilih kata yang sangat bagus guna menyembunyikan makna
negatif. Lihat lebih lanjut kalimat nomor 5 menggambarkan aksi pihak israel
disebabkan faktor aksi penusukan dan serangan lainnya terhadap warga Israel.
Jelas sekali pada kalimat ini ketika menggambarkan aksi pihak Israel maka kata
"attack" tidak disematkan. Sebaliknya frasa "other attacks"
merujuk pada pihak palestina. Perhatikan bagaimana media barat sangat pandai
menggunakan kata "attack". Kemanakah mereka berpihak? Silahkan
analisa sendiri dari sejumlah kalimat diatas.
FOXNEWS (BERITA 12
NOVEMBER 2015)
1. Attempted stubbing attacks
2. Wave of knife attacks
3. Dozen Israelis have been killed
and scores injured, while more than 70 Palestinians have been killed carrying
out attacks of in mob violence directed at Israel security forces.
Ok, sekarang perhatikan bagaimana
media Amerika menggambarkan berita yang sama dengan memakai kata
"attacks". Dua frasa nomor 1 dan 2 memakai kata "attacks"
yang menggambarkan makna negatif tertuju pada pihak Palestina. Frasa nomor 1
bahkan condong seperti serangan penusukan yang memang karena faktor
kensengajaan, tambahan kata "attempted" membuat makna kata
"attack" menjadi lebih berkonotasi buruk karena ada unsur percobaan
dalam tindakan tersebut. Lain lagi dengan kalimat nomor 2, penyematan kata
"wave" seakan menyelipkan makna penyerangan yang begitu banyak,
ditambah pemakaian kata "knife" makin mempertajam makna kata
"attack" yang lagi-lagi bermakna negatif.
Uniknya di kalimat nomor 3 CNN
menggambarkan bagaimana banyaknya korban di pihak Israel dengan memakai kata
"dozen" dan kalimat dibuat dalam bentuk pasif. Sementara kalimat
lanjutan menggambarkan lebih dari 70 pihak pelestina dibunuh disebabkan mereka
melakukan aksi penyerangan (attacks) dalam kerusuhan yang ditujukan ke pihak
keamanan israel. Lagi-lagi kata "attacks" disematkan pada Palestina
agar pembaca tergiring untuk memahami bahwa pihak Israel membunuh pihak
Palestina karena disebabkan mereka menyerang pihak Israel. Jadi, mereka yang
hanya membaca tanpa memahami bisa terbawa dengan mudah mengikuti arus si
penulis. Pihak CNN selalu memakai kata yang bermakna positif ketika
memberitakan pihak israel tapi mudah sekali menyematkan kata
"attacks" ketika merujuk pada pihak Palestina. Benar-benar licik.
JUMLAH KORBAN ???
Bila anda mau melihat bagaimana
media barat menggambarkan jumlah korban serangan di paris dan Palestina serta
Syria. Silahkan ketik keyword berikut.
VICTIMS OF SYRIAN ATTACKS
Bagaimanakah dengan hasilnya?
CNN (BERITA 18 APRIL 2015)
1. 310. 000 have been killed
2. 12.2 million need immediate
life-saving aid.
AlJAZIRA (BERITA 7 AGUSTUS
2015)
1. Quarter of a million people died. Including
12.000 children since march 2011
2. 240.381 died according to Syrian
observatory for human rights (SOHR)
Jika melihat dari sumber CNN
gambaran korban tidak begitu banyak,? namun fokus lebih ke banyak pada mereka
yang membutuhkan bantuan (kalimat nomor 2). Bandingkan dengan sumber Al Jazira,
jumlah korban lebih rinci termasuk anak-anak yang menjadi korban perang sekitar
12 ribuan dan 240 ribuan korban berdasarkan pantauan pihak pemntau HAM. Media
barat akan memberikan info rinci tentang korban serangan di paris berikut foto
(baca UK daily mail), namun begitu memberitakan korban di Syria dan palestina
mereka begitu enggan merincikan jumlah korban.
PALESTINIAN VICTIMS CNN
(BERITA 6 AGUSTUS 2014)
1. 1800 death toll, 10.000 wounded
2. Nature of the battlefield
3. 1.8 millions people live in Gaza,
139 square miles area
4. Cramped living Airtrikes happen
5. Shell lands
More people in small area
Result ?
HIGHER DEATH TOLLS
CNN menggambarkan bagaimana keadaan
lapangan ketika tejadi pertempuran. Mereka memperlihatkan fakta jumlah penduduk
Gaza yang tinggal di area dengan kuas 139 mil persegi dimana lokasi sempit dan
ketika serangan udara terjadi dan membuat korban berjatuhan lebih banyak. Fakta
yang ditampilkan seakan memperlihatkan pembenaran kepada pihak Israel bahwa mereka
tidak bisa menghindari korban jatuh akibat serangan udara karena faktir
kepadatan penduduk yang menetap di area sempit. Pertanyaan penting, SIAPA YANG
MENYEROBOT TANAH PALESTINA? jelas jawabannya pihak Israel. Jadi, intinya mereka
mencari seribu alasan agar pihak luar tidak menyalhakan mereka. Maka media yang
pro kepada mereka selalu memakai kata-kata indah untuk menggiring pembaca.
Ini merupakan beberapa gambaran
hanya dari 4 sumber berita ternama di dunia. Belum lagi jika merujuk ke media
barat lainnya yang kebanyakan menggambarkan kata-kata negatif dalam setiap
pemberitaan mereka. Silahkan ketik kata kunci "attack" dan bandingkan
bagaimana gambaran berita tentang penyerangan di paris dan penyerangan di
negara-negara Islam. Pahami penggunaan kata dalam konteks kalimat maka anda
akan memahami ke arah mana tujuan si penulis.
Atas hal ini saya hanya ingin mengungkapan
bahwa pada saat membaca atau melihat berita, berhati-hatilah dalam mencerna
berita dari media asing. Mereka selalu memojokkan islam dengan kata-kata
pilihan yang akhirnya memperjelek gambaran tentang Islam. Bijaklah dalam
memahami berita, lihat perbandingan antara satu media dengan media lainnya.
Sangat sulit mempercayai media barat di jaman canggih seperti ini. Apa yang terjadi
dilapangan bisa saja di manipulasi dan digambarkan berbeda sehingga banyak
orang sesat dalam mengambil kesimpulan. Tidak hanya untuk media asing saja,
besikap hati-hati dalam mencerna pemberitaan dari berita lokal maupun nasional
juga amat diperlukan. Kita yang sudah bisa mengakses berbagai informasi dari
berbagai sumber sepatutnya sudah terbiasa dengan pola berpikir kritis, jangan
sampai kita mudah terbawa oleh hasutan ataupun pemberitaan dari media yang
sepihak.
Keren mr. Ori. Wah panjang-panjang eum artikelna...keren..komo pami dioptimalkeun SEO na
ReplyDeleteWah thanks Mr.Arif udah mampir hhe.. Engga mudeng aku seo nih hhe
DeleteAnalisa yang cukup menarik. Thx sharingnya.
ReplyDeletejoss mantap
ReplyDelete