Wednesday, February 17, 2016
Tuesday, February 16, 2016
Bagaimana sih Kuliah Semester Kedua dan Ketiga Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris???
..
Hello, come back with me Ori
Istihari on Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. After I wrote about my
experience at the first semester on the previous post, now probably some of you
are curious about how the second semester is going especially referring to the
curriculum of UPI.
Let's
take a look at the courses that I have taken.
Nah di semester kedua ini
saya hanya mengambil 9 mata kuliah yang masing-masing bobotnya dua SKS jadi ada
18 SKS. Mata kuliah wajib skill utama masih ada tapi level nya masih General
Communication II. Skill (listening, reading, speaking, dan writing) dan Grammar
di semester 1 dan 2 memang dikhususkan untuk mengajar Bahasa Inggris untuk
tingkat SMP dan SMA seperti belajar dan cara pembelajaran materi descriptive,
narrative, recount, procedure, spoof, dan response to literary
works.
Materi
linguistik di semester ini hanya mendapatkan mata kuliah phonetics and
phonology. Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu
dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Sedangkan
fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari
bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan.
Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan bahasa. Terdiri dari, huruf vokal, konsonan,
diftong (vokal yang ditulis rangkap), dan kluster (konsonan yang ditulis
rangkap) dll.
Nah untuk pelajaran kesusasteraan (literature)nya saya dapat
mata kuliah Exploring Fiction. Ini merupakan salah satu mata kuliah favorit
saya. Disini kita belajar tentang unsur2 karya sastra fiksi seperti cerpen,
novel, komik, dan prosa. Kita belajar karya-karya yang termasuk kedalam
children literature. Masih inget dulu tuga topic children literature yaitu
membandingkan isi cerita nuku anak berjudul Fantastic Mr. Fox dengan film nya. Setiap
minggu kita diharuskan mengumpulkan satu paper ttg response terhadap cerita
fiksi yang kit abaca dalam bentuk close reading analisis. Surprisingly, di
akhir pebagian nilai banyak teman2 saya yang kurang beruntung, mendapatkan
nilai E (failed) yang artinya harus ngulang lagi tahun berikutnya. Hmm kaget
juga yak arena hampir 60%. Ada yang dapat kesempatan remedial dan ada yang
langsung failed. Ternyata dosen kami menggunakan mesin anti plagiarism pada
saat pemeriksaan close-reading analysis paper. Dan yang failed itu karena ada
tugas yang tidak lengkap atau diatas 50% tulisannya terindikasi plagiarism.
Nah untuk mata kuliah wajib universitasnya ada Pendidikan
kewarganegaraan. Materinya hamper sama dengan materi PKn di SMA namun lebih
diperdalam dan banyak diskusi panelnya. Ujiannya juga berupa ujian lisan dan
tulisan. Setiap pertemuan diawali dengan diskusi-diskusi kritis mengenai isu-isu
pemerintahan dan isu kewarganegaaraan yang sedang booming.
Dan mata kuliah profesi yang wajib di ambil yaitu BK atau
bimbingan konseling. Di mata kuliah ini kita belajar mengenai psikologi
perkembangan peserta didik, belajar cara menjadi konselor buat siswa, dan
prakteknya yaitu remedial teaching di sekolah SMP atau SMA. Kuliah mingguannya
berupa presentasi, diskusi, projek kelompok dan UTS dan UAS.
Nah sekian ulasan seputar kuliah jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris di semester 2. Good luck guys J
Monday, February 8, 2016
Mengajar Siswa, Mudahkah? Part II (Classroom Discourse Analysis)
Tulisan dalam Part II ini akan menyajikan analisis berdasarkan data di part I yang terdiri atas analisis interaksi guru dan siswa, pergeseran peran dalam negosiasi pengetahuan, karakteristik bahasa guru, dan karakteristik bahasa murid. Kata siapa analisis bahasa itu gampang? ada matematikanya juga loh hehe
Mengajar Siswa, Mudahkah? Part I
Tulisan ini tidak ada maksud untuk menglorify maupun menyudutkan pihak manapun.
Mengajar adalah salah satu aktivitas yang paling
fundamental bagi seorang guru. Seorang guru biasanya merupakan lulusan dari universitas-universitas atau sekolah tinggi yang menyediakan program pendidikan keguruan misalnya UPI, UNY, UNJ, Unnes, STKIP, dll. Idealnya seorang guru disekolah berasal dari lulusan kampus-kampus yang menyediakan program seperti yang telah disebutkan sebelumnya. namun kenyataannya disekolah banyak ditemukan para pengajar yang bukan dari basis pendidikan, sebut saja misalnya seorang sarjana teknik kemudian mengajar matematika atau fisika atau seseorang yang menempuh kuliah (bukan jurusan pendidikan bahasa Inggris) S1 di Amerika yang notabene menggunakan bahasa Inggris kemudian setelah di Indonesia ia menjadi seorang guru bahasa Inggris di sekolah. Apakah hal ini sah? Tentu saja, secara pendekatan konten bisa dan sah-sah saja. Namun yang membuat penasaran ialah apakah mengajar hanya sebatas menyampaikan pelajaran yang ada didalam textbooks sesuai dengan kurikulum yang diterapkan disuatu sekolah? Lalu bagaimanakah metode mengajar yang digunakan seorang pengajar, bagaimana cara mengassess dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta pemahaman terhadap penyusunan rencana pelakssanaan pembelajaran (RPP), serta pemahaman psikologi pendidikan dan perkembangan peserta didik seorang guru apakah didapatkan di kampus-kampus yang tidak menyediakan program profesi keguruan?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Share Icons
Blogroll
About
Designed By Templateism | Seo Blogger Templates