This text is the translation of “İrşat Yolcuları İçin En Büyük Kredi: Beklentisizlik.”
Teks ini terjemahan dari "The Greatest Credit for Journeyers of Guidance: Having No Expectation in Return"
Ceramah minggu pertama bulan Oktober 2015
Pertanyaan: Apakah sifat-sifat
dasar yang diperlukan untuk tugas membiarkan hati memenuhi kebenaran?
Jawaban: Seorang mukmin harus menjalankan
ibadahnya kepada Yang Maha Esa yang harus disembah dengan pertimbangan mutlak
sebagai pengabdian tertinggi. Hamba tuhan seyoganya tidak terganggu dari
kehambaannya, karena kita adalah budak yang terkungkung di pintu-Nya.
Ketidakberdayaan dan kemiskinan kita di hadapan Allah, kelemahan kita,
inkonsistensi, dan ketidakmampuan kita untuk mencapai hal yang kita inginkan
adalah bukti dari ini. Hal ini jelas bahwa kita bukan pemilik dan penguasa diri
kita sendiri; ada penguasa mutlak atas kita.
Bahkan, seseorang bisa jadi tidak
selalu merasakan kebenaran ini. Kadang-kadang, seseorang menjadi terkalibrasi kedalam
frekuensi tertentu, namun pabila mereka tidak dapat menyetelnya dengan benar, bisa jadi akan menemui beberapa
gangguan. Dengan ini berarti seorang relawan akan melibatkan pertimbangan pribadi
dalam hal ini. Oleh karena itu, seseorang harus mencoba menemukan suara yang tepat melalui kalibrasi
yang serius.
Seseorang pertama-tama harus betul-betul
mempertimbangkan pikirannya, keputusannya, dan kata-katanya dalam skala yang
tetap masih menghargai hati nurani, dan hanya mengungkapkannya setelah itu. Setelah
begitu banyak usaha dan perjuangan, jika beberapa aspek kepribadian kita
dilibatkan kedalam masalah ini, maka kita berharap bahwa Allah akan menutupi
berbagai kekurangan kita. Sikap riang dan ceria tidak sejalan dengan kesadaran
kehambaan.
Membenturkan Palu, Sekali diatas
yang lain
Bayangkan bahwa anda bersujud
saat berdoa dan berserah kepada Allah; anda melakukannya selama lima atau
sepuluh menit. Tepat pada saat itu, karena jiwa duniawi, setan berbisik kepada
anda seperti ini, "Kamu telah beribadah dengan baik." Jika pemikiran
seperti itu terjadi kepada anda melalui suara hati anda, anda harus langsung
mengatakan, dengan suara hatimu kembali, "Ya Allah, hanya engkaulah
yang semata-mata kami sembah! Kami benar-benar telah gagal menyembah-Mu! Ya
Tuhanku, yang namanya diagungkan oleh setiap makhluk di bumi dan di langit, kami
gagal membuat kami mengingat-Mu karena kemuliaan-Mu! Ya Allah Ya Tuhanku, yang
layak disyukuri atas segala penciptaan! Kami benar-benar tak pandai bersyukur
atas nikmatmu! Ya Allah, yang melampaui segala kekurangan, kami benar-benar
gagal mengingat dan memuliakan Engkau!" Dan dengan demikian kita harus
membentur palu pada setiap pikiran dan pertimbangan yang tidak sesuai dengan
ridha-Nya.
Namun meskipun anda membanting
godam palu yang paling berat di atasnya, anda masih harus tahu bahwa jenis perasaan yang
disuapi oleh bisikan setan dan perhiasan yang menipu jiwa duniawi ini, akan
menciptakan sebuah kehidupan baru di saat-saat tak terduga, seperti makhluk
dengan sembilan nyawa. Jiwa duniawi dan setan tidak akan pernah berhenti-bahkan
ketika kita sedang mengelilingi Ka'bah sekalipun, disaat kita mengangkat
tangan untuk memohon kepada Allah di Arafah, dan disaat sedang menjalankan
ibadah di Muzdalifah di malam hari, dan saat menghujani iblis dengan batu
(simbolik) seolah-olah merajam keinginan sendiri seseorang; mereka akan terus
mencoba untuk menyebabkan manusia terpeleset dan jatuh kedalam kesesatan.
Mangenai hal ini telah diperintahkan
dalam Al-Qur'an, "Kejarlah, maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana yang diperintahkan Allah
kepadamu..." (Hud 11: 112). Dengan cara yang sama, kita katakan dalam
doa yang kita amati setiap hari, "Tunjukilah
kami ke jalan yang lurus" (al-Fatihah 1: 5); yaitu, bimbinglah kami ke
jalan yang yang benar.
Jika kita amati semua ibadah
harian kita bersama-sama dengan yang sunnah, maka hal itu berarti kita sedang
mengulanginya empat puluh kali sehari. Jika kita juga menjalankan shalat
lainnya, seperti Awwabin, Tahajjud, dan Duha, maka kita meminta untuk dibimbing
ke jalan yang lurus sebanyak enam puluh kali sehari. Jika Dia tidak memegang
tangan kita dan membawa kita ke jalan yang benar, sebagian besar dari kita akan
habis di jalan yang berdebu untuk jiwa duniawi. Jika Allah tidak memegang
tangan kita, kita akan terlibat kedalam banyak pertikaian dan tidak mudah dapat
menebus keruntuhan dan keretakan itu.
Mereka yang Melakukan Pelayanan
hanya untuk Keuntungan Tertentu Tidak Akan Bisa Sukses
Di sisi lain, jika kita selalu
mendawamkan nama-Nya dan selalu mengingatnya-Nya dalam pikiran kita dan tetap ingat
Tuhan didalam setiap napas yang kita ambil, maka hubungan kita dengan-Nya terus
berlanjut, bahkan ketika berada di bawah pengaruh sisi fisik sifat manusia.
Misalnya, Rasul Allah memberi kabar gembira bahwa meskipun orang yang tidur
setelah shalat Isya dan berniat bangun untuk shalat Tahajjud yang diawali
dengan tidur terlebih dulu, tidurnya pun akan menjadi rahmat dari Tuhannya. Dan
ini adalah penganugerahan Allah SWT yang memberi kita rahmat-Nya yang besar.
Kasih-Nya yang tak terbatas tidak menahan kita untuk bertanggung jawab terhadap
tugas-tugas yang benar-benar diluar kemampuan kita, tapi hanya sebatas yang
dapat kita pikul. Seperti yang ditunjukkan dalam ayat, "Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (al-Baqarah 2:
286), tidak ada tanggung jawab yang tak tertahankan dalam Islam.
Maka, pada saat Tuhan kita
menghujani kita dengan berbagai rahmat-Nya dan karunia besar-Nya serta belas
kasih-Nya yang tak terbatas, kita seyoganya jangan meminta keinginan apapun
selain meminta keridhaan-Nya, karena tidak ada yang lebih baik dari itu. Setelah
Allah mengizinkan orang yang beriman masuk surga atas keridhaan-Nya, hadiah
terbesar-Nya untuk mereka adalah pernyataan-Nya, "Aku senang bersamamu!"
Hal ini tidak mungkin bagi kita
untuk memahami kesenangan besar di dunia ini bak angin Ilahi yang merasuk
kedalam jiwa manusia. Mungkin orang-orang suci seperti Abdulqadr al-Jilani, Abu’l-Hasan
ash-Syadzili, Muhammad Bahauddin al-Naqshaband, Mawlana Khalid al-Baghdadi,
Imam Rabbani, dan Badiuzzaman telah mengalami kesenangan semacam ini,
setidaknya sebanyak dunia ini memungkinkan, sebagai hantu yang asli. Hal ini di
luar kekuasaan kita baik untuk memberitahu atau menggambarkan hal seperti itu.
Allah SWT memberi kita kabar gembira berikut melalui Rasul-Nya: "Aku telah mempersiapkan untuk
hamba-hamba-Ku yang saleh yang matanya tidak melihat dan telinganya tidak
mendengar namun mereka selalu mendengar kata hatinya." Dari simpulan yang diambil disini, kita
memahami bahwa hal ini adalah masalah yang jauh di luar nalar manusia.
Dalam hal ini, tidak ada yang
lebih besar dan lebih berharga daripada mengharapkan untuk hal demikian di
dunia ini dan selanjutnya, dan pada saat yang sama membangkitkan cita-cita yang
sama pada orang lain. Mengenai hal ini, para nabi telah mengabdikan hidup
mereka semata-mata untuk membiarkan manusia mengenal Allah, membuat manusia
mengasihi-Nya, dan memperkuat hubungan manusia dengan-Nya; itu sebabnya mereka
tidak meminta atau mengharapkan sesuatu dari siapa pun sebagai imbalan untuk
itu. Harapan-harapan semacam itu bisa merusak ketulusan dan menyebabkan
perbuatan yang sia-sia. Selain itu, orang-orang yang memberikan layanan
bersyarat mereka terhadap keuntungan tertentu tidak akan pernah berhasil.
Bahkan jika mereka lakukan untuk sementara waktu, angin yang merugikan akan
meniup semuanya.
Kebenaran yang Sama yang disuarakan oleh Semua Nabi
Didalam surat ash-Shuara, setelah
Allah SWT menyebutkan nama-nama para Nabi Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Shuayb, semoga
kedamaian dilimpahkan atas mereka, Dia berfirman hal sebagai berikut sebagai
wacana bersama mereka: "Aku tidak
meminta upah untuk itu (untuk menyampaikan pesan Allah); upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam "(ash-Shuara 26: 109).
Mereka memenuhi tugasnya
semata-mata untuk Allah, terus-menerus mengalihkan pandangan mereka untuk
Allah, dan tidak memiliki harapan sedikit pun dari orang lain dengan imbalan
jasa yang mereka perbuat.
Meskipun zaman dan kondisi telah
berubah, serta berbagai penafsiran yang berbeda yang dibawa oleh segmen waktu
yang berbeda, para nabi disebutkan mengatakan hal yang sama tentang masalah
ini. Apapun yang disabdakan Nabi Nuh dan Nabi Hud, demikian juga Nabi Saleh,
Luth, dan Syuaib. Sebenarnya, setiap masyarakat dimanapun salah satu dari Nabi
kita mereka dikirim kesana, memiliki masalah yang berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa meskipun masalah yang dihadapi berbeda, mengatasinya tetap bergantung
kepada pada hati yang tulus dan tidak berharap imbalan.
Misalnya, kaum Nabi Nuh telah
menganggap orang besar seperti dewa dan memberi mereka nama-nama seperti Wad,
Yaghus, Yauk, dan Nasr. Mereka memuja kuburan-kuburan dan mengharapkan sesuatu
dari mereka. Di satu sisi, hal tersebut merupakan bahaya yang bisa dihadapi di
setiap zaman.
Adapun orang-orang dari bangsa
Ad, mereka membanggakan kebesaran mereka dan mereka akan membuat rumah dari
batu-batu dengan ukiran mereka. Mereka tenggelam didalam kesombongan mereka
sedemikian rupa bahwa mereka percaya tidak ada bahaya dari bumi atau langit
yang akan menyentuh mereka. Mereka berpikir bahwa bila semua alur kesalahan dikumpulkan
di bawah mereka dan mulai merusak, hal tersebut tetap tidak akan menghancurkan
rumah-rumah mereka. Oleh karena itu, masalah mereka berbeda daripada kaum Nabi
Nuh. Tanpa peduli terhadap ancaman yang dapat menimpa dirinya, Nabi Nuh tak henti
menjelaskan dosa yang mereka perbuat dan menunjukkan ketidakpeduliannya untuk
manfaat duniawi.
Ketika kita menelaah Nabi Saleh,
kita hampir melihat masyarakat waktu itu memiliki masalah yang berbeda. Mereka
juga terlibat didalam ladang dan kebun mereka, dan mulai hidup didalam
kesenangan dan kesombongan didalam rumah-rumah sejahtera mereka. Nabi Saleh
melaksanakan misi menyampaikan pesan Ilahi dengan menghadapi semua kesulitan
tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Dia mengundang kaumnya untuk menyembah
Ilahi, dan memperingatkan mereka terhadap sifat boros dan korup.
Adapun masa Nabi Luth, yang hidup
setelah masa Nabi Shaleh, orang-orang tenggelam dalam kata-kata kotor yang tak
pantas dan tidak mencerminkan manusiawi; mereka telah menjadi masyarakat yang menyimpang
dan tidak bermoral. Seperti nabi lainnya, Nabi Luth mengundang kaumnya untuk
bersatu menyembah Sang Ilahi dan berada dijalan yang benar tanpa peduli
terhadap ancaman akan diusir dan terisolasi, dan tidak ada harapan imbalan atas
usahanya.
Dimasa Nabi Yitro (Syuaib),
timbangan di pasar telah kacau. Kehidupan komersial penuh dengan spekulasi.
Uang terbang semata-mata sesuai dengan manfaat dari mereka yang berkuasa dan
memenuhi saham mereka. Nabi Syuaib memperingatkan mereka dengan kata-kata, “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang tepat.
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan kekacauan.” (ash-Shuara 26: 181-183), dan mengatakan kepada
mereka bahwa ia tidak meminta imbalan apapun dari mereka.
Lima Nabi telah disebutkan dalam
ayat-ayat surat Ash-Shuara (semoga rahmat dicurah limpahkan atas mereka), namun
nilai-nilai kemanusiaan, tidak tidak disebutkan. Tetapi, pernyataan berikut
dari Nabi terakhir terkait dalam surah lain tidak berbeda dari sabda mereka: "Aku tidak meminta upah untuk itu
(untuk menyampaikan Agama Allah kepada kalian yang akan membawa kalian kedalam
kebaikan), tapi yang saya minta dari kalian ialah cinta untuk kerabat dekat
saya (karena misi saya) "(ash-Shura 42:23).
Dengan sabda ini, Nabi yang mulia
menyatakan bahwa ia tidak meminta upah dari orang tuanya, yang menyebabkan
masalah menimpanya selama tiga belas tahun masa kenabiannya, dan memaksanya
untuk pindah dari tanah airnya. Meskipun ia adalah sarana keselamatan bagi
kedua dunia untuk orang-orang yang ia tangani, ia sekalipun tidak meminta upah
dari mereka. Ia tidur di atas tikar jerami, kelaparan selama beberapa hari,
namun ia tidak pernah berubah sikap.
Meniadakan Kredibilitas dan
Berakhir kepada Kematian
Sebenarnya, ini adalah cara
satu-satunya untuk menginspirasi kepercayaan dan membuat mereka beriman.
Orang-orang yang memiliki harapan tertentu sebagai imbalan atas layanan yang
mereka lakukan dan yang mencari beberapa keuntungan akan merusak penghargaan
diberikan kepada mereka dan kehilangan penghargaan di mata masyarakat yang ditangani.
Dalam hal ini, jika anda telah menginjakkan kaki di jalur pelayanan didalam
nama Tuhan, anda tidak boleh meninggalkan cara para nabi. Mereka yang melihat anda
nyaman harus bisa mengatakan, "Ketika mereka terlibat dalam masalah ini,
mereka memiliki beberapa ratus lira. Ketika mereka selesai, kita melihat bahwa
mereka memiliki sisa sembilan puluh lira. Mereka bahkan gagal untuk mempertahankan
uang yang mereka punya dan menghabiskan demi hal ini."
Selama prinsip ini tidak meminta
dari orang lain dan tidak memiliki harapan apapun ialah atribut yang sangat
diperlukan, dari mulai kepala desa sampai presiden suatu negara, juga hal ini
berlaku untuk para relawan yang ditujukan untuk menyampaikan kebenaran kepada
orang lain, karena semangat terbesar mereka adalah tidak memiliki harapan dan
yang dikhususkan.
Mengenai orang-orang yang
dikhususkan untuk melayani manusia lainnya, bagi mereka meninggalkan karya
abadi mereka harus tetap berjalan di jalan para nabi. Jika tidak, mereka yang
mulai jalannya seperti Harun tetapi berubah menjadi Qarun (Korah) si tukang
pamer akan segera tenggelam ke dalam tanah, bersama-sama dengan kekayaan yang
mereka kumpulkan, dan mereka akan menjadi sejarah yang menjijikkan. Jika lidah
saya punya sedikit tempat untuk memohon kutukan, saya akan mengutuk mereka yang
hanya berpikir tentang keuntungan mereka sendiri atau yang menyalahgunakan
wewenang hanya untuk diri mereka sendiri. Namun tidak ada tempat yang tersedia
di lidah saya untuk mengutuk seperti itu, karena seperti yang Muhammad Iqbal
katakan, saya banyak memohon kepada Tuhan tentang hal ini, tapi aku tidak
mengatakan amin untuk doa atas kutukan tersebut.
Dalam hal ini, setidaknya para
relawan dalam lingkaran yang dirahmati ini, yang mengabdikan diri untuk melayani
iman dan Al Qur'an, harus tidak pernah berharap untuk keuntungan pribadi
sebagai imbalan atas jasa yang mereka lakukan. Mereka tidak harus mengorbankan
pengabdiannya dan tidak memiliki harapan, yang merupakan dinamika terbesar bagi
mereka, dengan imbalan hal-hal duniawi yang merupakan hal yang hina. Sudah ada
orang-orang yang bekerja untuk dunia dalam kerangka hukum. Allah SWT memberkati
mereka dengan keuntungan yang besar dalam kehidupan bisnisnya dan mereka
menggunakan kekayaan mereka demi Tuhannya. Adapun orang-orang yang setia,
yang berada dalam posisi membimbing, kekayaan terbesar mereka adalah ketulusannya dan tidak mengharapkan apa-apa. Jika mereka meninggalkan hal ini dan
menjalankan setelah hal-hal lain, maka mereka telah meninggalkan hal yang lebih
besar demi hal yang lebih rendah.
Ketika Sang kebanggaan umat (nabi
saw.) berlalu dan dengan demikian rohnya melakukan perjalanan ke cakrawala,
pakaian perang yang diberkatinya di gadai oleh pedagang Yahudi dengan imbalan
uang yang dipinjam untuk menafkahi keluarganya. Khalifah Abu Bakar tidak jauh
berbeda; ia telah menempatkan sisa gaji yang mereka dibayar kepadanya dalam
botol dan dipercayakan kepada khalifah yang akan menggantikannya. Demikian
pula, Umar ibn al-Khattab tidak memiliki apa-apa. Ia banyak tidur di atas
pasir di Masjid Nabawi.
Akhir yang Menyedihkan bagi
Mereka yang Menyimpang
Orang-orang yang telah kita
sebutkan di atas adalah panduan besar yang harus diambil sebagai contoh. Cara
dan metode yang benar adalah milik mereka. Cara lain dari hal benarnya akan
layak disebut "perbuatan yang salah" Seseorang seperti yang
menyimpang dari jalan yang benar akan menyimpang ke berbagai jenis kesalahan,
bahkan bila ceroboh. Meskipun kesalahan ini membuat orang tersenyum di
awal,suatu hari akan datang dan mereka
akan membuat orang menangis sedemikian rupa dan ia berkata, "Oh, alangkah baiknya sekiranya aku
dahulu adalah tanah belaka (bukannya makhluk yang bertanggung jawab dengan
kesadaran dan kehendak yang bebas )! "(an-Naba 78:40).
Dalam hal ini, setidaknya
orang-orang pada kumpulan yang mulia ini harus menilai dunia ini – yang
nilainya bahkan tidak melebihi sayap-sayap lalat dalam hal khayalan dan
keinginan sebanyak yang diperlukan dan tidak lebih dari itu. Dalam pepatah diriwayatkan sebagai hadits, dunia
dibandingkan dengan bangkai, dan dinyatakan bahwa mereka yang mengabdikan semua
tindakan mereka, rencana, dan proses demi hal-hal duniawi menyerupai anjing
yang berlari untuk manggapai bangkai itu.
Andai saja kita bisa melupakan
dunia yang menipu ini, kecuali aspek yang yang benar-benar layak mendapatkan
perhatian! Apapun yang telah dilakukan oleh orang-orang yang tidak dapat
melupakannya ialah sebuah aib untuk diri mereka sendiri, untuk masyarakat
mereka, dan warisan sejarah mereka. Istana Topkapi pernah memimpin bangsa yang
diberkati yang mengikuti jejak sahabat Nabi untuk menjadi kekuatan dunia.
Istana ini adalah manifestasi dari dunia rohani kita. Ada cita-cita luhur
Mehmed II, Bayezid II, Selim I, dan Süleyman Sang Pemberi Hukum. Mereka telah
ditetapkan untuk tanah yang jauh, melakukan apa yang diperlukan untuk
mempertahankan hukum dan ketertiban di dunia, membawa penindas bertekuk lutut,
dan membiarkan orang tertindas bernafas lega; tetapi ketika mereka kembali,
mereka melanjutkan tugas mereka di Istana Topkapiyang sederhana. Sebaliknya,
istana mewah seperti Dolmabahce dan Yıldız telah membawa kejatuhan Ottoman',
terlepas dari semua keagungan dan kemegahan mereka. Meskipun mereka membuat
dunia tampak seperti surga, mereka benar-benar menyebabkan kita lupa kepada Tuhan
dan Surga.
Retrieved from:
Namun sekarang jarang sekali yang memiliki framework seperti itu, lebih realistis. dalam artian tidaklah menggunakan dakwah sebagai sarana lahan pekerjaan kita.
ReplyDeleteyups memang frameworknya cukup menginspirasi.Saatb ini tugas menyampaikan memang menjadi kebutuhan kita, tidak cukup sebagai suplemen saja :)
DeleteOri usted puede tratar de escribir en español. A cambio puedo ayudar con el español.Check my texts on your What's App, ok! later i"ll make a call.
ReplyDeleteRodrigo estamos aca para ayudarle con la lengua. Para que aprendas mas y mas, muchas gracias de todos modos... Bien i've sent you my draft and may need revising.. y me gustaría mejorarlo con alguién nativo jaja
Delete