Sekapur Sirih
Foto ini diunduh dari: www.gulenarticles.com |
Ungkapan Broken Jug atau kendi yang retak adalah sebuah metafora berharga dan simbol renungan. Namanya berasal dari kisah Rumi berikut:
Alkisah ada seorang Sultan yang mendirikan tendanya di sebuah
bukit yang menghadap ke sungai Efrat. Penduduk negeri
ini begitu mencintai Sultan ini,
orang besar yang tidak hanya menaklukkan negeri mereka, tetapi juga hati mereka. Mereka ingin
dikenal dan dicintai oleh manusia yang
baik ini. Maka dari itu, mereka akan
datang ke hadiratnya dan menawarkannya hadiah.
Pada suatu hari,
ketika orang kaya menyajikan Sultan dengan hadiah berharganya, seorang yang miskin pergi mencari hadiah
yang pas untuk Sultan.
Ketika ia tidak bisa menemukan hadiah yang cukup berharga, ia ingat kendi retak yang tergeletak di salah satu sudut
rumahnya. Dia mengisi kendi dengan air dingin dari desanya dan berangkat untuk
menemui sang Sultan. Segera
setelah itu, ia berjumpa dengan seorang warga desa yang menanyakan
kemana ia akan pergi, dan ketika orang miskin tersebut menjawab, orang desa itu lalu mengejeknya dan berkata, "Apakah kamu tidak tahu, Sultanlah yang memiliki
sumber air di negeri ini? Air dari desa anda juga miliknyanya. Dia tidak membutuhkan apa pun yang ada
didalam kendimu
yang retak
itu!"
Orang miskin
itu tersipu dan mengatakan
"Lantas kenapa? Bahkan jikalau saya tidak memiliki hadiah yang cukup berharga untuk Sultan pun, kendi retak yang terisi dengan airnya ini melambangkan hati saya yang penuh dengan kasih-Nya, dan itulah
sebabnya saya akan pergi dan memberikan ini padanya. "
Sama seperti
orang miskin ini, Gulen mengatributkan dirinya "budak" yang menawarkan khotbah yang sederhana semata-mata
sebagai hadiah kepada
Allah SWT, dan untuk kepentingan orang lain.
Kami juga memiliki kendi yang retak di tangan kami dan tujuan kami ialah
menyajikannya sebagai hadiah
kepada Allah, Sultan dari semua Sultan. Kami ingin berbagi hadiah ini dengan pembaca kami,
hadiah yang terdiri dari semua keindahan dan berkah Dialah yang
telah mengasihi kita. Mulanya, beberapa siswa Fethullah Gülen
Hocaefendi ini yang diberkati untuk menikmati mata air kebijaksanaan
ini, namun kita dengan rendah hati ingin berbagi
khotbah-khotbah ini dengan orang lain sehingga mereka juga bisa memuaskan
dahaga mereka akan ilmu pengetahuan.
Simbolisme
Kendi yang retak adalah simbol air kehidupan, sebuah
obat mujarab yang begitu dalam dan berlimpah yang kita
hanya dapat benar-benar memahami dan merenungkannya pada kedalaman
air yang merembes melalui celah-celahnya. Meskipun merembes kecil, sudah cukup
dari tetesannya bagi mereka yang ingin menemukan jalannya dan mencapai sumber
air kebenaran ...
Air yang
merembes melalui kendi
retak tersebut ialah
bak cermin yang mencerminkan dinamika hati dan
jiwanya Gulen,
pengetahuannya yang mendalam, asketisme dan kesalehan. Air juga melambangkan
kelimpahan dan berkah, tetapi pada saat yang sama air
juga merupakan simbol rasa sakit dan penderitaan. Seolah-olah setiap kata dalam
setiap khotbah telah dicuci dengan air mata penulis, dan kami hampir dapat
mendengar tangisan sakit, penderitaan, cinta dan gairah merembes ...
Kendi Retak adalah simbol cinta dan kerendahan hati. Kita semua
memiliki kendi untuk diberikan sebagai hadiah kepada Allah, Sultan
dari semua Sultan dan kendi tersebut jarang dalam kondisi yang baik. Sebagian rusak, sebagian retak, dan ada pula yang tertutup oleh
kotoran dan tanah. Bagaimanapun, yang jadi
masalah bukanlah keadaan kendinya; melainkan, cara dan tindakan dalam menawarkan hadiah kepada-Nya ialah
yang paling penting ialah. Ketuklah pintu-Nya lagi dan lagi, menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan seseorang, terlepas dari
apa yang ada didalam kendi dan namun sedikit darinya mungkin dibiarkan ...
Hadiah nyata
dalam kehidupan adalah mereka yang tersembunyi dibalik
tetesan air mata, doa-doa
yang menggetarkan hati, dan tangan yang
antusias diangkat menuju langit. Hadiah nyata dalam
kehidupan terselip dalam doa:
"Ya Tuhan! Aku mungkin telah jatuh sekali, dua kali, begitu banyak sampai
tak terhitung. Tapi sekarang
aku berlutut dan berdiri didepan
pintu-Mu. Karena tak ada tempat
lain untuk berlindung. Ya, membuat
kesalahan adalah tempatnya kami, sedangkan memaafkan adalah sifatnya Engkau."
Kisah orang
miskin dengan kendinya yang retak berlanjut hingga ia tiba di hadapan Sultan. Sultan adalah
seorang pria yang menyikapi orang miskin dengan cinta dan kerendahan hati, dan sebelum berpisah, ia memerintahkan anak buahnya untuk
mengisi kendi yang rusak dengan koin-koin emas.
*Catatan tambahan
penerjemah: Ungkapan The Broken Jug mungkin kurang tepat di
terjemahkan sebagai ‘kendi yang retak’, penerjemah begitu menyadarinya, namun
belum dapat padanan yang cocok untuk di Bahasa Indonesia. Kalau di Bahasa Sunda
mungkin broken disana artinya songhek, kendi songhek, dalam artian
pecah namun tidak semua bagian kendi, hanya bagian tertentu saja, e.g. bagian
atasnya. Bila pembaca memiliki padanan kata yang cocok, monggo tulis di kolom
komentar. Terima kasih J